Kota Batu
Ikuti Munas MASKI, Wagub Jatim Optimis Ada Percepatan Investasi di Jatim
Memontum Kota Batu – Musyawarah Nasional (Munas) Masyarakat Ahli Survey Kadaster Indonesia (MASKI) 2022 yang digelar di hotel Kota Batu, Rabu (09/11/2022) malam, dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Pada kesempatan itu, Wagub Emil mengatakan bahwa peran MASKI sangat penting dalam pemetaan bidang tanah. Terlebih, jika MASKI telah memiliki teknologi yang lebih baik dalam pemetaan maupun pengukuran tanah.
“Kami banyak berinteraksi dengan Wakil Kementerian ATR BPN di Jatim. Disampaikan bahwa, pemerintah saat ini harus berorientasi spasial. Artinya, peta ini punya banyak variabel dan harus menjelaskan tentang susunan, bentuk, ruang, tatanan hingga pola pertanahan,” ujar Wagub Emil.
Karenanya, tambah Emil, setelah ini pihaknya bersama Kementerian ATR BPN dan stakeholder terkait, akan menindaklanjuti dengan memanfaatkan teknologi yang baru berkembang di (MASKI, red). Sehingga, pihaknya bisa bekerja sama dalam melakukan program pembangunan lebih baik lagi, mulai perencanaan serta pembangunan.
Baca Juga :
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
- Pemkab Banyuwangi Raih Penghargaan Penyelenggaraan Air Minum Aman dari Menteri PUPR
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
“Contoh, mereka punya teknik pengukuran atau pemetaan bidang tanah untuk lebih presisi. Ini mampu menarik investasi yang masuk, sehingga orang mau berinvestasi di Jatim dan mendapatkan data yang jelas serta tidak simpang siur. Apalagi, jika informasi ini bisa di integrasikan dengan perijinan akan lebih cepat dan akurat,” urainya.
Sementara itu, Ketua Umum MASKI, Loedi Ratrianto, menjelaskan bahwa selama ini MASKI berperan dalam percepatan pemetaan dan sertifikat bidang tanah dalam program Kementerian ATR. “Peran kami saat ini ikut membantu percepatan pemetaan atau sertifikasi bidang tanah yang dilaksanakan oleh Kementerian ATR BPN. Kami ikut membantu dalam pengukuran karena BPN hanya memiliki 3000 SDM,” ujar Loedi.
Diungkapnya, bahwa dengan 3 ribu SDM BPN, maka akan sangat kesulitan mencapai target program pemerintah 10 juta percepatan sertifikasi tanah. Sehingga, pihaknya ikut andil dalam percepatan pemetaan atau sertifikasi bidang tanah. (bir/sit)