Kota Malang
International Maks Festival 2023, Pj Wali Kota Malang hingga Forkopimda Melukis Topeng
Memontum Kota Malang – Dalam rangkaian International Maks Festival 2023, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Malang dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Malang, melakukan kegiatan lukis topeng di Gazebo Balai Kota Malang, Senin (13/11/2023) tadi.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyampaikan jika kegiatan tersebut sebagai bentuk perhatian dan apresiasi terkait dengan produksi topeng yang ada di Kota Malang. “Selama inikan topeng ini di lihat sebagai bentuk untuk menutupi wajah asli dan dengan topeng ini, kita beri warna seperti ini juga sebagai bentuk apresiasi terkait dengan topeng-topeng yang ada di Kota Malang,” kata Pj Wali Kota Wahyu.
Menurutnya, dalam melukis topeng tersebut juga tidak mudah dan butuh keahlian tersendiri. Di mana, dengan melukis langsung juga menyadari betapa arti pentingnya membuat kreasi dari sebuah topeng.
“Melalui kegiatan ini, itu tidak melihat dari hasil akhirnya. Tetapi, dari perhatian kita semua para pejabat terkait dengan topeng. Bukan melihat dari hasil, tetapi bagaimana kita mendalami, bagaimana kita membuat kreasi topeng itu,” tambahnya.
Ditambahkannya, jika Kota Malang menjadi salah satu tuan rumah yang terpilih dalam gelaran International Maks Festival 2023. Di mana puncak acara akan digelar pada 20 November 2023 mendatang di Taman Krida Budaya. Untuk hasil lukisan yang telah dikerjakan tersebut, nantinya akan dipamerkan di Halaman Balai Kota Malang.
Baca juga :
“Semua masyarakat Kota Malang sudah tau bahwa kita punya suatu budaya suatu perhatian terkait seni di Kota Malang. Untuk itu melalui International Maks Festival 2023 ini bisa memberikan tumbuh kesadaran masyarakat untuk menghargai budaya kita sendiri,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu koordinator kegiatan, Dwi Cahyono, menyampaikan jika gelaran tersebut merupakan rangkaian acara dari kegiatan besar yang tiap tahunnya, di seluruh dunia dan tiap negara menyelenggarakan festival internasional topeng. Hanya saja di Indonesia sendiri, ada dua kota yang ikut dalam helatan tersebut.
“Total ada delapan negara dan ada 30 orang yang terlibat di dalamnya. Itu total keseluruhan. Jadi ada Negara Amerika, Thailand, Korea, dan sebagainya. Di Indonesia waktu itu ada 4 kota tapi akhirnya yang lain mundur, tinggal Kota Malang sama Solo saja,” tutur Dwi.
Menurutnya, dengan keseriusan pemerintah dalam mengelola budaya daerah, maka di situ ada nilai pelestariannya. Sehingga, diharapkan Kota Malang ke depan melalui gelaran tersebut dapat mendongkrak kegiatan fesyen hingga perekonomian.
“Sudah saatnya Kota Malang tidak bermain lokal. Ini saatnya Kota Malang sudah mengikuti event Internasional. Kalau betul-betul jadi nilai, Kota Malang akan ditunjuk sebagai Kota Internasional yang mewakili Indonesia,” imbuhnya.
Sebagai informasi, untuk jenis topeng yang dilukis dalam kegiatan tersebut ada tiga, yakni Panji, Sekartaji dan Bapang. Itu dipilih karena mewakili satu cerita panji yang muncul dari Jawa Timur khususnya Malanh sampai ke seluruh negara di Asean. (pro/rsy/sit)