Sidoarjo
Jalur Ekonomi Rusak, Dikeluhkan Warga Sentul
Memontum Sidoarjo—–Jalan pelabuhan 800 meter,3 meter RT.07 sampai RT.13 RW.02 Desa Sentul,Kecamatan Tanggulangin menuju Desa Plumbon,Kecamatan Porong, Senin (09/07) kemarin dikeluhkan warga setempat.Pasalnya keterlambatan pembagunan proyek perbaikan jalan,dan normalisasi sungai belum di ketahui penyebabnya.Akibatnya jalan raya utama ke tambak mengalami kerusakan parah,serta sungai berada di dusun Bogem mengalami pendakalan sehingga petani sulit membuang genangan air yang merandam sawah.
Kepala Desa Sentul,Tanggulangin Akhmad Yani mengatakan,panjang sungai 800 meter menuju desa Penatarsewu segera diperlukan pengadaan normalisasi.Dikarenakan kondisinya cukup dangkal dan sebagian sudah ditumbuhi rumput liar beserta enceng gondok.Dalam waktu 5 tahun ini sama sekali, tidak kegiatan normalisasi saluran disepanjang sungai itu.Sehingga kerap menimbulkan genangan air pada sawah seluas 90 hektar,ucapnya
Diakui Akhmad Yani,adanya pendangkalan sungai petani merasa kesulitan melakukan pembuangan air ke sungai ketika musim cocok tanam tiba.Padahal volume air di sungai kondisi normal,apalagi dimusim penghujan dan dipastikan air tidak dapat mengalir sama sekali.Anehnya kenapa di Desa Plumbon sudah di normalisasikan, tetapi Desa sentul menuju desa Penatarsewu tidak dilakukan normalisasi,katanya
Diungkapkan,Yani kerap disapa,prosesi penyedotan air menggunakan mesin diesel selama 2 minggu petani mengeluarkan biaya mencapai sebesar Rp.4 juta dan panennya 1 kali dalam setahun.Persoalan yang dihadapi petani maupun warga,tidak hanya pada saluran saja.Melainkan jalan rusak juga terdapat menuju pemukiman Dusun Bogem,itupun juga atensi kami untuk melakukan perbaikan,terangnya
” Memang tidak ada kerugian,namun musim cocok tanam terlambat.Kami sudah mengusulkan pada Musrenbang Desa maupun Musrenbang Kecamatan sebanyak 4 kali,baru sekali disetujui tetapi belum direalisasikan hingga sampai saat ini. Diharapakan pengerjaan proyek normalisasi, dan jalan aspal segera dilakukan.Sebab akses jalan yang rusak tersebut,adalah satu-satunya jalur ekonomi menuju tambak.
” Tidak dipungkiri pada Tahun 2017,sudah dilakukan pengerjaan sepanjang 600 meter. Sisanya berjarak 800 meter belum dikerjakan, dan kondisinya nampak makadam “,jelasnya Akhmad Yani (gus/yan)