Situbondo
Kasus DBD di Situbondo Turun, Dinkes Canangkan Gerakan Satu Rumah Jumantik
Desa Siap Tanpa Penyakit Debede dan Bebas Jentik (Desi Pake Batik)
Memontum Situbondo — Demi menurunkan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD),Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo mencanangkan gerakan satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik) di CFD Alon-alon Situbondo, Minggu (10/12/2017) pagi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Drs.H.Abu Bakar Abdi,Apt,.M.Si melalui Kasi Pengendalian dan penyakit menular Dinkes Situbondo Heryawan,SKM,.M.Si saat dikonfirmasi Memontum.com mengatakan, pada musim penghujan ini, walau pun kasus DBD tergolong masih sedikit, pihaknya tetap menggerakkan pantau jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Akan lebih efektif gerakan satu rumah satu jumantik, agar rumah bebas jentik,” ujar Heryawan, Minggu (10/12/2017) kepada Memontum.com.
Menurut Heryawan, kendala saat ini adalah kurangnya rasa kepedulian masyarakat terhadap kesadaran kebersihan lingkungan sekitar. Namun hal itu lah tantangan pihaknya untuk terus menggerakkan strategi mengurangi kasus DBD di Situbondo.
”Mungkin strateginya semua ibu rumah tangga harus tahu cara memantau jentik,” tukasnya.
Heryawan menjelaskan, jumantik merupakan anggota masyarakat yang dilatih oleh Puskesmas setempat untuk memantau keberadaan dan perkembangan jentik nyamuk. Hal itu dilakukan untuk mengendalikan penyakit DBD di lingkungan dengan PSN dan 3M Plus.
“Untuk di Situbondo yang jelas tahun ini turun dari tahun 2016 lalu ada 875 kasus dengan 13 kematian,tahun 2017 sekarang ini ada 252 kasus,” paparnya.
Heryawan juga menghimbau kepada masyarakat Situbondo untuk menerapkan 3M Plus dengan cara menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan barang bekas, plus mencegah dari gigitan nyamuk.
“Walaupun cara ini merupakan cara lama, namun tidak semua lingkungan masyarakat menerapkan cara tersebut,” tandasnya. (im/yan)