Surabaya
Kemenhan Proses Peter A Rohi Masuk Daftar Veteran
Memontum Surabaya—-Peter Apollonius Rohi masih terbaring lemah di kasur, di rumahnya, Jalan Kampung Malang VII/6 Surabaya, Senin (5/11/2018). Saat itu, Wali Kota Surabaya periode 2002-2010, Bambang Dwi Hartono atau yang akrab disapa Bambang DH mengunjungi kediamannnya. Sesekali Peter seperti mengisyaratkan ingin berkomunikasi dengan suara lirihnya, tangannya pun beberapa kali menggapai uluran tangan Bambang DH. Seolah-olah ia ingin berbicara kepada rekan seperjuangannya itu.
Wartawan senior pelurus sejarah tempat kelahiran Bung Karno di Surabaya dalam buku ‘Soekarno Manoesia’dan ‘Ayah Bunda Bung Karno’ itu merespon. Sepintas dia tersenyum ketika mendengarkan orang-orang yang sedang berdialog di sampingnya.
“Opa (sapaan akrab Peter) memang sedang susah bicara karena penyakitnya. Tapi ia mendengar semua pembicaraan para tamunya. Dia ngerti tapi tidak bisa respon. Hanya air mata untuk menyampaikan terima kasih atas kehadiran kawan-kawannya,” saut Welmintje Giri Rohi, sang istri.
Tapi kehadiran para sahabatnya, ialah hiburan kesembuhan bagi Peter. Maka, ia (Peter) sering bersedih dan kerap meneteskan air mata pada saat sahabatnya berpamitan.
“Nanti kalau sudah sepi, dia ingat sama teman-temannya yang jenguk. Terus menangis,” tambahnya, sembari melanjutkan dialog dengan Bambang DH.
Seusai mengunjungi Peter, Bambang DH mengaku, jika dirinya sangat mengagumi sosok wartawan heroik seperti Peter A Rohi, nama bekennya. Menurutnya, ia adalah sosok PLO (Pasukan Lali Omah),karena pada masa keemasannya Peter jarang sekali di rumah karena mobilitas yang ia kerjakan.
Masih menurut Bambang, Peter merupakan tipe pejuang lama yang tidak pernah memperhitungkan untung rugi. Maka ia berpesan, bagi kawan-kawan jurnalis salah satu contoh wartawan kawakan yang bisa teladani. “Pak Peter ialah seorang aktivis dan bukan lagi seorang wartawan. Orang yang konsisten dengan apa yang diperjuangkan,” kata Bambang.
Bambang berterus terang sebagai pengagum tulisan atau karya Peter. “Dia itu dulu setelah malang melintang di media nasional dan terakir beliau di Memorandum. Di Memorandum itu ada tajuk, yang tiap pagi ditulis oleh Pak Peter, bahkan. Salah satu pengagumnya itu mantan Menlu kita, yakni Pak Ruslan Abdul Ghani. “Walaupun belian (Menlu) di pusat atau di Jakarta tapi setiap hari baca Memorandum karena tulisan Pak Peter,” pujinya.
Ia mengapresiasi rubrikasi dengan nama tajuk Selamat Pagi Surabaya. Bambang bercerita, saat itu Menlu Ruslan ingin berkenalan langsung dengan sosok Peter A Rohi. Dan setelah kenal, Ruslan menganjurkan untuk membukukan tajuk-tajuk yang Peter tulis di laman koran.
“Bayangkan, dari sekian baris dan sekian kolom, Pak Peter mampu menggambarkan situasi nasional dan tetap konsisten. Kemudian Pak Ruslan pengen kenalan sama Pak Peter. Setelah kenal, Pak Ruslan meminta beliau untuk membukukan tajuk atau rubrik Selamat Pagi Surabaya. Saya penasaran juga ingin membaca buku itu lagi, tapi entah dimana bukunya sekarang,” Bambang membeberkan.
Bambang DH yang merupakan caleg DPR RI, dari PDI Perjuangan, dapil Jatim 1, nomor urut 1 ini menegaskan sudah koordinasi dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan RI) untuk memasukkannya dalam daftar Veteran dan diharapkan mendapat tunjangan. “Pak Peter dulu sempat tercatat sebagai anggota Marinir berpangkan sersan. Hingga akhirnya keluar. Kemenhan sudah meminta data sesuai KTP dan akan diteliti karir di militer yang pernah dijalani. Apakah bisa masuk dalam daftar Veteran dan atau tidak, ditunggu saja,” pungkas Bambang DH.
Usai menjamu Bambang DH, Welmintje lanjut bercerita, ia mengaku sebagai sorang istri wartawan ia sangat bangga. Karena semenjak suaminya sakit, banyak yang menjenguk dari kalang elit yang masih peduli.
Bahkan ada tetangga yang berkomentar, “terkenal ya, tapi di rumah kok gak pernah kelihatan?. Ya karena Pak Peter di rumah itu biasa-biasa saja,” ungkapnya.
Perempuan yang lekat disapa Mintje ini menegaskan, jika orang terkenal itu tak harus bertepuk dada. Namun menjadi manusia itu tetap rendah hati. “Karena opa itu sangat jarang sekali di rumah. Banyak tetangga yang kaget karena opa disambangi oleh orang-orang pentol (pesohor). Untuk Pak Bambang, dia itu sebelum jadi walikota tempatnya di sini. Sama anak-anak itu sudah akrab,” tutup Mintje. (sur/ano/yan)