Kota Malang
Komunitas Jati Kota Malang Minta Masyarakat Hapuskan Stigma Negatif dan Diskriminasi ORDHIV
Memontum Kota Malang – Orang dengan HIV/AIDS (ORDHIV) masih mendapatkan stigma negatif atau diskriminasi dari beberapa masyarakat. Itu terjadi, karena mereka masih keliru dalam menilai penularan virus HIV/AIDS yang terjadi. Hal itu, disampaikan oleh Perwakilan Komunitas Jaringan Lintas Isu (Jati) Kota Malang, Rika Wanda, Kamis (01/12/2022) tadi.
Menurutnya, hal tersebut juga pernah terjadi pada siswa di salah satu sekolah di Kota Malang. Hal itu, tentu merubah mental anak menjadi down (turun). Karena itu, diperlukan edukasi pada para siswa-siswi terkait dengan HIV/AIDS.
“Di Kota Malang ini masih ada beberapa orang yang menyalahartikan penularan virus HIV/AIDS. Seperti salah satunya ada siswa di sekolah, yang diketahui bahwa dirinya mengidap HIV/AIDS. Itu menyebar ke guru dan teman-temannya, bahkan tidak diperbolehkan untuk mengambil air wudhu. Sehingga ini diperlukan edukasi,” jelas Rika.
Baca juga :
- Pj Wali Kota Malang Tekankan Kewaspadaan Dini Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
- Peduli Wilayah Kekeringan, Bunda Indah Distribusikan Tangki Air Bersih untuk Masyarakat
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
Dikatakan Rika, bahwa komunitas Jati bersama dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) memberikan advokasi dan juga edukasi kepada para siswa dan guru. Agar, mereka tidak menjauhi para penderita ORDHIV. “Sebetulnya penderita HIV/AIDS itu sama saja, seperti mereka penderita penyakit jantung. Cuma butuh minum obat seumur hidup, dan itu nggak ada bedanya,” tegasnya.
Dijelaskannya, jika penularan penyakit HIV/AIDS, itu disebabkan karena perilaku seks yang tidak aman (bebas), penggunaan jarum suntik bersama, transfusi darah atau bentuk kontak lainnya yang melibatkan cairan tubuh. Bahkan, ORDHIV juga masih bisa mendapatkan vaksinasi.
“ORDHIV ini bisa divaksin, sampai booster tiga masih bisa mendapatkan. Jika melakukan pengobatan, mereka bisa beraktivitas normal, bisa punya anak dengan status HIV negatif. Mereka juga hidup sehat tidak ada masalah. Tidak ada bedanya dengan orang-orang yang sehat,” imbuhnya. (rsy/gie)