Pemerintahan

Kota Batu Segera Miliki Museum HAM Pertama di Asia Tenggara

Diterbitkan

-

Kota Batu Segera Miliki Museum HAM Pertama di Asia Tenggara

MEMONTUM KOTA BATU – Acara peletakan batu pertama Museum HAM Munir di jalan H. Sutan Hasan Halim Kelurahan Sisir Kecamatan Batu Kota Batu dihadiri langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa Minggu (8/12/2019) siang.

Dalam sambutannya Khofifah menyampaikan bahwa Museum HAM akan dibangun diatas lahan aset Pemkot Batu seluas 220 meter persegi yang dimulai pada tahun 2020. Dengan pembangunannya dilakukan multi years melalui anggaran Pemprov Jatim senilai Rp 5 miliar.

“Dalam pembangunan Museum HAM ini, Pemkot Batu menyediakan lahan. Sementara pembangunan dibantu oleh Pemprov Jatim yang sudah disetujui tahun depan,” ujar Khofifah kepada awak media.

Ia menerangkan, untuk tahun depan disetujui Rp 5 miliar untuk anggaran. Sedangkan setelah dilakukan perhitungan sesuai dengan RAB mencapai Rp 10 miliar lebih. Artinya kekurangan akan dianggarkan pada tahun berikutnya.

Advertisement

Sedangkan untuk pengelolaan Museum HAM Munir ini akan dikelola oleh Yayasan Omah Munir. Lalu untuk perawatan dibiayai oleh Pemkot Batu.

“Kami harap dengan adanya museum HAM pertama di Indonesia dan Asia Tenggara ini akan menjadi proses pembelajaran, literasi, edukasi mengenai HAM yang disampaikan secara masif,” harapnya.

Mantan Mensos ini juga menghimbau agar dalam museum juga dimasukkan pembelajaran HAM dari agama-agama. Sehingga ada pembelajaran tentang prinsip universal kemanusaian.

Prinsip universal kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan menyampaikan pendapat, menjaga kebebasan memeluk agama masing, menjaga jiwa atau nyawa seluruh warga bangsa. Serta menjaga hak milik, menjaga kehormatan generasi penerus.

Advertisement

Pembangunan museum HAM ini, lanjut Khofifah juga menjadi pelengkap destinasi wisata di Kota Batu. Mengingat Kota Batu menjadi daerah yang memiliki pembangunan berkeadilan dan pemerataan kesejahteraan terbaik di Jatim. Serta angka kemiskinan dan rasio terendah di Jawa Timur.

“Jadi dengan adanya museum HAM Munir ini pada intinya untuk membangun Indonesia yang lebih berkeadilan,” imbuhnya.

Suciwati, istri Munir mengungkapkan musem HAM ini pertama di Indonsia dan Asia Tenggara. Dengan bedirinya museum HAM tak hanya menjadi tonggak secara fisik, tapi sebagai titik tolak menjalankan nilai-nilai HAM saat ini dan masa depan.

“Nanti museum ini bukan hanya menjadi tempat koleksi sejarah HAM. Tapi juga menjadi pusat pembelajaran bagi siapun untuk membangun informasi yang berkeadilan dan menghormati warganya,” beber Suci.

Advertisement

Selain itu, lanjut dia, pembangunan museum HAM diharapkan bisa lebih hidup dan bernyawa melalui visi dan program. Karena tanpa visi dan program museum ini tak akan bermakna.

“Kita harap museum ini nanti menjadi lembaga yang menyuguhkan nilai HAM di Indoesaia kedepan,” tegasnya.

Wakil Wali Kota Batu, Ir. Punjul Santoso menambahkan bahwa kehadiran museum HAM memperkaya destinasi wisata di Kota Batu. Berharap museum HAM ini jadi tempat pembelajaran bagi anak-anak untuk belajar HAM.

Diketahui sebelumnya, untuk konsep pembangunan museum menggunakan konsep rumah Pepeling atau rumah pengingat yang ramah lingkungan. Rumah Pepeling menjadi pemenang sayembara arsitektur museum Munir karya Achmad D Tardiyana asal Bandung yang mengalahkan 160 peserta.

Advertisement

Kriteria penilaian dilihat dari perawatan murah, material yang mudah, segi desain menarik, serta memiliki unsur edukasi dan wisata. Rencananya museum HAM Munir dibangun tiga tingkat dan ramah bagi penyandang disabilitas.

Turut hadir dalam peletakan batu pertama Museum HAM Munir Wakil Wali Kota Batu, Ir. Punjul Santoso M.M, Ketua Yayasan Omah Munir, Andi Achdian, Suciwati selaku istri mendiang Munir, Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, serta Juri dari sayembara museum Munir, Butet Kertaradjasa. (bir/yan)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas