Kota Batu
Manfaatkan Tiktok dan Instagram Selama Pandemi, Usaha Keripik Kota Batu Rambah Pasar Mancanegara
Memontum Batu – Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak signifikan bagi masyarakat. Apalagi, untuk dunia usaha di Kota Batu, yang banyak bergantung pada sektor pariwisata.
Seperti dialami pasangan Khamim Tohari dan Lilik Sumarlilik, pengusaha keripik aneka buah Kendedes Selecta Fruit di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Sejak wabah Corona menyerang, usahanya yang dibangun sejak 2014, itu terpaksa berhenti karena tidak bisa beroperasi sama sekali.
Bahkan, banyak kemasan keripik yang diproduksi, hingga kadaluarsa karena minim perputaran. Sehingga, harus terpaksa dibakar dan dijadikan pakan ternak.
Selama dua tahun dilanda Pandemi, sebanyak 22 karyawan yang mayoritas adalah warga sekitar rumahnya, pun terpaksa diliburkan. ”Dua tahun itu kita tutup, tidak bisa produksi. Pariwisata ditutup, toko oleh-oleh pun juga tidak ada yang pesan,” kata Sumarlilik, Minggu (24/04/2022) tadi.
Baca juga:
- Dampak Perbaikan Kerusakan Pipa, Dishub Kota Malang Lakukan Pengalihan Arus Lalu Lintas
- Tiga Ribu Rumah Warga di Kota Malang Terdampak Kerusakan Pipa Transmisi
- Dua Hal Ini Jadi Penyebab Sambungan Pipa Transmisi di Kelurahan Ranugrati Rusak
- Curi dan Gadai BPKB Motor Majikan, ART Asal Jabung Ditangkap Polisi
- Sambut Baik Pengoptimalan Terminal Madyopuro, DPRD Kota Malang Minta Kajian Matang Perencanaan
Pada tahun 2021, atau saat wabah sudah mulai mereda, pasangan suami-istri ini mencoba kembali bangkit lewat peruntungan media sosial (TikTok) yang sedang digemari. Lilik dan Khamim, mencoba membuat konten video seputar keripik buah dan diunggah TikTok.
Mereka, mencoba peruntungan dengan memberanikan diri tampil di depan kamera. Tentunya, suatu hal yang asing untuk mereka lakukan.
Namun, karena keinginan untuk bangkit kembali luar biasa, tentu saja usaha yang dilakukan tidak pernah mengkhianati hasil. Konten videonya menuai respon positif dari warganet.
Banyak responden, yang aktif bertanya seputar dunia keripik buah di Kota Batu. Selain itu, banyak juga membelinya. Sejak itu pula, produksi keripik mereka kembali bergerak.
“Bahkan, ya akhirnya dapat pelanggan baru. Karena, kita juga kan buka toko online. Kami juga aktif promosi lewat live di Instagram dan TikTok,” kisah Lilik sembari mengucap rasa syukur.
Sejak merambah Pasar Online itu, Kendedes Selecta Fruit bahkan mulai merambah ke pasaran luar negeri seperti Hongkong, Malaysia, Singapore dan Taiwan. Jangkauan semakin luas, karena sebelumnya produknya masih beredar di sekitaran Malang Raya, Surabaya saja.
Kendedes Selecta Fruit sendiri menyajikan keripik buah beraneka ragam. Mulai Keripik Apel sebagai signature khasnya, keripik Salak, Nangka, Rambutan hingga Nanas, dihargai berkisar Rp 110 hingga Rp 140 ribu per kilogram tergantung jenisnya. ”Paling banyak dipesan disini itu Keripik Apel sama Nangka. Itu best sellernya,” ujar Lilik.
Lilik menambahkan promosi lewat media sosial, menjadi berkah dadakan bagi dirinya, khususnya para karyawan yang juga bergantung hidup dari produksi keripik buah ini. Hingga sekarang, dirinya sampai kewalahan dalam melayani permintaan karena kekurangan stok bahan baku.
Namun, itu disambut dengan semangat para pekerja yang rata-rata adalah kaum kartini. Mereka tetap semangat dan bahu-membahu memenuhi permintaan pelanggan. Salah satu karyawan, Wati (37) mengaku bersyukur bisa kembali mendapat penghasilan setelah 2 tahun tidak bisa lagi bekerja. Momen ini dimanfaatkannya dengan baik untuk terus giat memproduksi keripik buah enak untuk pelanggan.
”Alhamdulillah, bisa kerja lagi. Seneng juga akhirnya bisa juga ketemu rekan kerja. Kerja di sini kan rame-rame, jadi sambil bercanda dan kerja. Dua tahun sudah gak kayak gini,” tuturnya sembari mengupas buah apel satu persatu. (mg3/bir/gie)