Kediri
Mas Dhito Canangkan Pusat Kopi Organik Desa Jugo Kediri Tembus Pasar Ekspor
Memontum Kediri – Program Desa Inovasi Tani Organik (Dito) yang digalakkan Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, kini merambah ke komoditas kopi. Orang nomor satu di Pemerintahan Kabupaten Kediri ini pun, mentargetkan dua tahun mendatang hasil dari progam tersebut sudah siap untuk ekspor.
Upaya yang dilakukan bupati muda yang kerap disapa Mas Dhito, ini melihat karena adanya potensi kopi yang besar di wilayah lereng Gunung Wilis. Menurutnya, dari seluas 35 hektar lahan ditargetkan tahun depan akan menjadi pusat kopi organik.
Kemudian, pihaknya menyebutkan akan menunjuk Desa Jugo, sebagai pilot projek tersebut. Karena, kopi organik ini akan dikerjakan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
“Kita akan lakukan pendampingan end to end-nya. Jadi, biar bisa mencetak biji yang benar berkualitas ekspor,” katanya, Senin (11/04/2022) tadi.
Untuk mencetak biji kopi kualitas ekspor itu, lanjut Mas Dhito, pihaknya sudah meminta Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun), Anang Widodo, untuk membuat dan memanage dengan baik production house untuk kopi ini. “Terutama saat kopi sudah masuk di production house ini. Kalau production housenya baik, maka akan menghasilkan kopi yang baik juga,” terangnya.
Baca juga :
- Pj Wali Kota Malang Tekankan Kewaspadaan Dini Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
- Peduli Wilayah Kekeringan, Bunda Indah Distribusikan Tangki Air Bersih untuk Masyarakat
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
Terlebih ketika tahun depan, ujarnya, saat bandara sudah beroperasi. Kabupaten Kediri ini bakal jadi titik tumpu baru setelah Surabaya. Kemudian, menyambut hal tersebut, maka kopi ini bakal jadi salah satu primadona UMKM yang mempunyai daya jual yang tinggi selain Nanas dan Mangga Podang.
Terpisah, Anang Widodo menjelaskan, bahwa selain pengembangan kopi organik ini, Gapoktan juga akan mendapatkan stimulan hewan ternak berupa kambing sebagai pemasok kotoran yang akan dijadikan bahan pupuk organik untuk kopi ini. “Ada penguatan ternak. Gapoktan akan mendapatkan kambing yang akan berkembang biak. Dan kotorannya, akan dikembalikan menjadi pupuk untuk kopi ini,” terangnya.
Perihal target ekspor yang dicanangkan Mas Dhito, Anang menuturkan jika produksi lancar. Di akhir tahun 2023 atau awal 2024, Kabupaten Kediri sudah bisa ekspor minimal 1 ton kopi organik.
Terakhir, Anang mengatakan tujuan ekspor yang direncakan ada 10 negara termasuk negara timur tengah dan Malaysia. (kom/pan/sit)