SEKITAR KITA

Pasar Wates Wetan Lumajang, Empat Tahun Paska Revitalisasi Belum Dihuni dan Banyak Kerusakan

Diterbitkan

-

Memontum Lumajang – Keberadaan Pasar Wates Wetan di Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, menui sejumlah perhatian. Maklum, pasar yang telah dibangun atau direvitalisasi dengan menelan anggaran milyaran itu, kini terkesan tidak terawat. Bahkan, tidak berfungsinya pasar secara maksimal, membuat pasar mengalami banyak kerusakan dan terkesan menjadi bangunan tidak bertuan.

Pasca dibangun sekitar empat tahun lalu, pasar tersebut justru tidak ditempati oleh pedagang. Mereka mengeluhkan, dari mulai pembangunan bedak yang dinilai terlalu kecil dan sempitnya jalan hilir-mudik yang dirasa akan mempengaruhi mobilitas para pembeli.

Baca juga:

“Tidak dirawat mas, seolah dibiarkan rusak. Lihat saja atapnya pada hancur. Dulu kita tidak mau pindah, karena bedaknya terlalu kecil dan sempit sekali,” ujar salah seorang pedagang yang enggan di mediakan.

Kabid Sarana Distribusi Dinas Perdagangan Kabupaten Lumajang, Wahyudi, ketika dikonfirmasi memontum.com di Kantor pada Rabu (25/08) tadi, mengatakan jika pihaknya sudah mengetahui sejumlah kerusakan di Pasar Wates Wetan. Pihaknya mengaku, sudah mengajukan pemeliharaan atap agar pedagang mau menempati kios-kios yang berada di lantai atas.

Advertisement

“Keinginan pedagang waktu itu, setelah dibangun bisa menempati kios-kios mereka. Jangan sampai, karena mereka sudah merasa nyaman di tempat sementara yang didepan itu, akhirnya sulit untuk dipindahkan dengan alasan sempit,” katanya.

Dijelaskan Wahyudi, pihaknya sudah berusaha memenuhi keinginan para pedagang. Sebelum pembangunan dilakukan, juga sudah dilakukan sosialisasi dua kali kepada para pedagang bertempat di Balai Desa Wates Wetan.

“Kita lahannya hanya sebatas itu. Sehingga, kita memaksakan diri untuk memenuhi keinginan para pedagang untuk jumlah kios-kios yang ada di atas. Akhirnya, jumlah kios sebenarnya sudah terpenuhi,” ujarnya.

Saat ditanya apakah tidak ada biaya perawatan sehingga dibiarkan rusak, Wahyudi mengatakan, jika biaya perawatan sementara memang tidak ada. “Biaya perawatan belum ada. Makanya kita menganggarkan untuk tahun 2022, untuk melakukan perawatan,” terangnya.

Advertisement

Ditambahkannya, pembangunan pasar Wates Wetan dibangun dengan anggaran Rp 4,4 milyar dan pasca dibangun justru tidak ditempati selama sekitar empat tahun.

“Karena kondisi tidak ditempati, akhirnya banyak genteng yang jatuh. Bahkan, rusaknya bangunan sepertinya ada yang seolah melempari atap dengan batu hingga mengakibatkan banyak lubang. Rencananya, di 2022 akan dilakukan perbaikan atap terlebih dahulu, karena kalau kondisi fisiknya masih bagus,” ungkapnya.

Sementara untuk perawatan lain, ujarnya, seperti genteng banyak yang melorot karena atapnya memakai galvalum. Kami berencana merubah atap itu pakai zincalume.

“Mungkin juga selain perubahan atap juga ada sedikit pembenahan dengan mengurangi jumlah kios yang ada. Kata pedagang kalau yang ditengah itu dibuka, pedagang bersedia untuk naik dan menempati kios,” imbuh Wahyudi. (adi/sit)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas