Blitar

Pemkot Blitar Ajak Seluruh OPD Pahami Fungsi Pers

Diterbitkan

-

Dewan Kehormatan PWI Jawa Timur, Joko Tetuko, Ketua IJTI Korda Kediri Raya, Hendra setyawan, dan Dwidjo maksum daro Majelis Etik AJI, menjadi narasumber di hadapan humas di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Blitar.

Memontum Blitar—- Untuk meningkatkan kapasitas insan kehumasan, Pemerintah Kota Blitar mengandeng tiga organisasi wartawan. Diantaranya IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia), PWI (Persatuan Wartawan Indonesia), dan AJI (Aliansi Jurnalis Independen), Jumat (2/2).

Tiga perwakilan organisasi wartawan, diantaranya Dewan Kehormatan PWI Jawa Timur, Joko Tetuko, Ketua IJTI Korda Kediri Raya, Hendra setyawan, dan Dwidjo maksum daro Majelis Etik AJI, dihadirkan untuk menjadi narasumber bagi bidang humas di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Blitar.

Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk membuka mindset Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Blitar, bagaimana harus menjalin hubungan dengan pers.

“Kegiatan ini juga sekaligus untuk menjalin komunikasi yang harmonis antara Pemkot dengan insan pers agar selalu bersinergi”, kata Wakil Wali Kota Blitar, Santoso dalam sambutannya, Jumat (02/02/2018).

Advertisement

Masing-masing narasumber, memaparkan tiga materi yang berbeda, yang intinya, baik Pemkot, OPD, dan insan pers diharapkan bisa membangun sinergitas yang mengkedepankan kinerja yang professional, agar dapat tersaji pemberitaan serta informasi yang berimbang.

“Tidak perlu takut dengan wartawan, karena wartawan juga dibekali dengan kode etik dalam menjalankan profesinya. Pers menjadi sarana kontrol dan kritik agar pemerintah tidak melakukan kesalahan, bukan mencari-cari kesalahan”, papar Dewan Kehormatan PWI Jawa Timur, Joko Tetuko.

Di tempat yang sama, Majelis Etik Nasional AJI, Dwidjo Maksum menyampaikan, pemerintah dan wartawan harus berkolaborasi untuk melakukan cek dan ricek data dengan prinsip keterbukaan. Sehingga pola komunikasi terbangun dengan keterbukaan dan terhindar dari munculnya data-data palsu.

“Media adalah inspirator lahirnya hal-hal positif inilah yang harus dijaga bersama”, tutur Dwidjo Maksum. (jar/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas