Kota Malang
Pemkot Malang Melalui Diskominfo Dorong Masyarakat untuk Bijak dan Produktif di Era Disrupsi Digital
Memontum Kota Malang – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, membuat semua menjadi berubah. Tidak terkecuali, dalam hal mempercepat akses digitalisasi. Hal itu, disampaikan Wali Kota Malang, Sutiaji, saat menjadi pemateri dalam kegiatan ‘Bijak dan Produktif di Era Disrupsi Digital’, di salah satu hotel di Kota Malang, Rabu (23/03/2022).
“Seorang ahli futuristik dan seorang ahli informatika, menyampaikan bahwa ternyata Covid-19 ini mempercepat akses digitalisasi. Karena semestinya, digitalisasi dunia ini baru 4 tahun atau 5 tahun ke depan. Tetapi saat ini, dipaksa sehingga kita sudah masuk pada era digitalisasi,” tegas Wali Kota Sutiaji.
Di era digitalisasi saat ini, menurut orang nomor satu di Pemerintah Kota Malang, harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Jangan sampai, digunakan untuk hal-hal yang salah. Tentu dengan digitalisasi apapun, akan dipermudah. Namun, tetap ada etika yang harus dijaga. Selain itu, penguatan literasi membaca juga penting untuk dikuatkan.
Baca juga:
- Pemkab Banyuwangi Raih Penghargaan Penyelenggaraan Air Minum Aman dari Menteri PUPR
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
- Pj Bupati Teguh Buka Gelaran Seminar Kebangsaan di Jombang Fest 2024
- Pj Wali Kota Malang Terima Kunjungan Studi Lapangan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Kemendagri
- Antisipasi Sengketa Aset, BKAD Sebut Perlunya Kesadaran dan Pelibatan Masyarakat
“Banyak anak muda saat ini yang mempunyai kreativitas. Potensi yang dimiliki, juga luar biasa,” terangnya.
Melalui kegiatan ini, Wali Kota Sutiaji mengajak anak muda agar tidak berpangku tangan. Diprediksi pada tahun 2050, nanti Indonesia akan masuk diurutan ke empat dalam kekuatan besar dunia. Indonesia akan masuk diantaranya negara-negara seperti Cina, Amerika dan India.
“Tidak menutup kemungkinan, Indonesia di tahun 2050 bukan urutan keempat tapi urutan ke satu. Karena ketiga negara tersebut, potensi alamnya jauh atau tidak sama dengan Indonesia,” katanya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo), Muhammad Nur Widianto, dalam kesempatan itu mengatakan bahwa kegiatan tersebut digelar mengacu kepada laporan terbaru dari agensi marketing social platform manajemen media sosial HootSuite. Yaitu, lebih dari separuh penduduk di Indonesia, telah melek dan aktif menggunakan media sosial.
“Total dari 274 juta penduduk Indonesia, 170 juta diantaranya telah menggunakan media sosial. Artinya, penetrasinya sudah mencapai 61,8 persen. Ini menggambarkan betapa masifnya social media atau pemanfaatan internet,” terang Widianto.
Menurut Wiwid-sapaan akrab Kadiskominfo Kota Malang, penggunaan media yang digunakan untuk bekerja serta menjalin relasi dan menjalankan bisnis akan selalu didorong, karena memiliki nilai positif dan konstruktif. Jangan sampai, ini disalahgunakan dengan hal-hal yang tidak baik.
Selain itu, dirinya juga mengatakan, jika UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah mengenai literasi. Dimana, minat baca masyarakat sangat rendah. Sehingga, muncul adanya hoax yang tersebar dan dipercaya masyarakat luas.
“Indonesia minat bacanya masih diangka 0,001 persen. Itu artinya, dari 1 ribu orang, hanya 1 orang yang rajin membaca. Informasi yang mereka dapatkan biasanya melalui media sosial yang dipenuhi opini bukan fakta,” terangnya. (hms/cw2/sit)