Kota Malang
Perbandingan UMKM Indonesia dan Jepang Dijadikan Rujukan
Memontum Kota Malang—-Perkembangan bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi perhatian dunia internasional. Tak hanya di Indonesia, namun juga di Jepang. Sebab melalui sektor UMKM, perekonomian suatu bangsa dapat bergerak secara serentak di semua lini. Salah satunya, perbandingan pertumbuhan UMKM antara di Indonesia dan Jepang.
Hal ini menjadi perhatian para akuntan publik yang turut berperan dalam sistem perekonomian tersebut, dengan digelarnya Seminar Internasional bertemakan “Accounting and Dynamic Growth Strategy for SMEs”, yang diinisiasi oleh Management Accounting Lecturer Forum IAI KAPd bersama prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB), serta program Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Merdeka (Unmer) Malang, di ruang PPI Rektorat Unmer lantai 3, Sabtu (11/8/2018).
Hadir sebagai narasumber, diantaranya Prof. Teruyuki Kawasaki (Konan University Japan), Dr. Ratna Wardhani, M.Si., Ak., CA., CGMA., CSRA., CIPSAS (Wakil Ketua Ikatan Akuntan Indonesia), Gatot Trihargo, MAFIS., CFE., Ak., CA (Ketua Indonesian Institute of Management Accountants & Association of CFE), dan Dr. Sina Setyadi, MBA. (Kepala International Class Program FEB Unmer Malang). Hadir pula, Direktur Pascasarjana Unmer, Prof Grahita Chandrarin, dan Prof Dr Dian Agustia MSi Ak CMA CA, Ketua IAI Kompartemen Akuntan Pendidik Jawa Timur.
Kegiatan rutin semesteran FEB Unmer kali ini mengambil tema tentang small, medium enterprises terkait strategi pertumbuhan ekonomi antara Jepang dan Indonesia, serta penerapan akuntansi untuk perusahaan kecil dan menengah. “Dipilihnya UMKM sebagai tema seminar internasional terkait dengan pasar global, dimana UMKM di Indonesia berkembang sangat luar biasa, sementara di Jepang UMKM juga mengalami pertumbuhan setelah sempat terjadi penurunan. Diharapkan perbandingan pertumbuhan UMKM di Indonesia dan di Jepang bisa menjadikan pengalaman tersendiri,” terang Dr. Rudy Wahyono, SE., M.Si, Dekan FEB Unmer Malang, kepada Memo X (Grup Memontum.com).
Selain mengetahui tentang hasil komparasi antara pertumbuhan UMKM di Jepang dan di Indonesia, seminar internasional ini sebagai salah satu upaya untuk terus meningkatkan atau mempertahankan reakreditasi A FEB yang baru saja didapatkan. “Salah satu penilaian akreditasi tersebut adalah intensitas pelaksanaan seminar internasional. Sementara untuk pengembangan UMKM di FEB Unmer, kami menerapkan strategi yang berbeda, yaitu kurikulum terintegrasi mata kuliah kewirausahaan yang berisi teori dan praktek, disertai field trip dan belajar langsung ke pelaku UMKM. Sehingga mahasiswa benar-benar memahami, tertarik dan bisa memiliki jiwa entrepreneur. Ujian mata kuliahnya pun kita buat dalam bentuk pameran,” papar Rudy.
Sementara itu, Prof. Teruyuki menjelaskan, untuk mendorong institusi keuangan memberi kredit kepada UMKM, pemerintah Jepang membuat sistem penjaminan kredit yang melibatkan peran Japan Federation of Credit Guarantee Corporation (JFG), Japan Finance Corporation (JFC), dan Credit Guarantee Corpprations (CGC). JFG adalah asosiasi perusahaan penjaminan yang beranggotakan CGC. Sedangkan JFC selain menyerap sebagian risiko CGC yang menjamin kredit UMKM juga menyalurkan pinjaman langsung kepada UMKM. Keberhasilan Jepang dalam memajukan sektor UMKM dapat menjadi contoh positif bagi Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Dr. Ratna Wardhani, M.Si., Ak., CA., CGMA., CSRA., CIPSAS, sebagai perwakilan dari IAI juga siap untuk membantu para pelaku UMKM dalam proses penyusunan standar akuntansi yang baik. Begitu juga Unmer Malang, sebagai kampus yang menerapkan visi kemandirian dan kewirausahaan dapat bersinergi untuk bersama-sama memajukan UMKM yang ada di wilayah Malang Raya. (rhd/yan)