Kota Malang

Perkuat Sinergitas Stakeholders Lintas Wilayah dalam Noto Malang Raya

Diterbitkan

-

Perkuat Sinergitas Stakeholders Lintas Wilayah dalam Noto Malang Raya

Sementara, Pemkot Malang juga berkolaborasi dengan wilayah lain, Kota Batu dan Kabupaten Malang. “Macet yang terjadi di kota Malang, juga menjadi PR bersama lintas wilayah. Karena sebab dan dampaknya berantai. Seperti solusi jalur lingkar timur, barat, utara, dan selatan, itu melibatkan lintas wilayah, yaitu Kota Batu dan Kabupaten Malang,” tambah Sutiaji.

Sementara sinergi dalam memperkuat ketahanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan di tengah kondisi ekonomi global yang masih akan kurang kondusif. “Kita bersyukur, di tengah perkembangan ekonomi global yang tidak kondusif, kinerja dan prospek ekonomi wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Malang masih cukup baik. Pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,57% pada 2017, lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur yang tercatat tumbuh 5,45% dan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,07%. Sementara itu, pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi di wilayah kerja Bank Indonesia Malang diproyeksikan tumbuh di kisaran 5,5 – 5,9%,” papar Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Azka Subhan Aminurridho.

Animo para peserta diskusi yang didominasi stakeholders. (rhd)

Animo para peserta diskusi yang didominasi stakeholders. (rhd)

Dalam Malang Raya Economic Forum bertemakan Bareng-bareng Noto Ngalam Raya, selain Walikota Malang Sutiaji, juga menghadirkan pemateri lainnya, yaitu Anggota Komisi XI DPR RI, Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM, yang membawakan materi : Mendorong Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Peran Usaha Mikro Kecil (UMK) Malang Raya; dan Ketua ISEI cabang Malang, Prof. Candra Fajri Ananda, SE, MSC, PhD, yang membawakan materi : Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Malang Raya.

Anggota Komisi XI DPR RI, Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM menyampaikan saat ini usaha mikro sekitar 62,11 juta unit, lebih banyak dibandingkan usaha kecil 0,76 juta unit, menengah 0,06 juta unit dan usaha besar 0,01 juta unit. Dimana turut menyumbang UMKM 62,93 juta (99,9 persen). “Belum lagi kontribusi UMKM terhadap ekspor non migas 14,17 persen (2017), terhadap tenaga kerja 97,02 persen (2017), dan terhadap PDB 60 persen (2017),” jelas Andreas.

Sementara itu, Ketua ISEI cabang Malang, Prof. Candra Fajri Ananda, SE, MSC, PhD, menyampaikan Pentahelix memang bukan tanggung jawab pemerintah semata, namun juga semua pihak terlibat. Misal, pengusaha melalui CSR nya, dapat disertakan dalam pembangunan daerah. “Pertumbuhan ekonomi Kota Batu dan Kota Malang di atas rata-rata kab/kota di Jatim, sedangkan Kab. Malang sedikit di bawah kedua kota tersebut. Selain itu, akses infrastruktur jalan tol akan memberikan dampak pada Malang Raya sebagai perluasan usaha,” tandas Candra Fajri. (adn/gie)

Advertisement

 

Laman: 1 2

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas