SEKITAR KITA
Produksi Padi Sumenep Tembus 214 Ribu Ton
Memomtum Sumenep – Produksi tanaman padi di Kabupaten Sumenep setiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini terbukti di data yang tercatat di Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.
Yakni periode 2019 dan 2020. Rinciannya, produksi padi di Sumenep mencapai 189.444,03 ton pada 2019 lalu. Dengan rata-rata provitas per hektarnya 58,27 ton, dengan luas baku lahan keseluruhan yang mencakup 25.685 hektare.
Baca juga:
- Sukses Hantarkan Penghargaan Kabupaten Malang Berpredikat ODF, Dinkes Ganti Program Jambanisasi
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
Di tahun berikutnya, produktivitas padi meningkat cukup signifikan. Dalam setahun mampu memproduksi padi sebesar 214.685,66 ton. Jika diakumulasikan, dari tahun 2019 ke tahun 2020, ada peningkatan sebesar 25.241,63 ton.
Hal tersebut dikarenakan realisasi luas tanam periode 2020 mengalami peningkatan, yakni mencapai 42.364 hektar. Dengan rata-rata provitas per hektarnya 5,828 ton.
Tentu saja capaian tersebut bukan berarti menambah luas baku lahan, melainkan di beberapa daerah di 24 Kecamatan di Kabupaten Sumenep. Ada yang mampu menanam padi 3 bahkan 4 kali tanam dalam 1 tahun. Seperti di Kecamatan Gapura misalnya yang didukung dengan irigasi teknis, dimana di daerah itu sebagian besar sawahnya juga memiliki sumur bor pengairan.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep, Arif Firmanto, mengatakan memasuki musim panen tahun 2021, pihaknya optimistis mampu melebihi capaian-capaian tahun sebelumnya.
Kata dia, sejak akhir bulan Maret hingga April tahun ini panen raya di Kota keris terus berpacu, masa panen diprediksi akan berakhir pada Mei mendatang. “Jadi tahun ini hasilnya belum diketahui, kan masih proses,” katanya. Selasa (20/04).
Arif mengatakan Dispertahortbun terus melakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas hasil panen, tentu upaya itu membutuhkan waktu dan biaya.
Dimana, upaya itu diantaranya melalui penyaluran program bantuan benih/bibit, bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) hingga penyaluran pupuk bersubsidi maupun non subsidi. “Program bantuan tersebut turun langsung ke kelompok-kelompok tani. Bantuan itu banyak bersumber dari dana APBN,” jelasnya.
Dia menambahkan, meski di beberapa daerah mampu menanam padi 3-4 kali tanam dalam setahun, pihaknya menganjurkan untuk diselingi dengan tanaman palawija seperti jagung dan lainnya. Sehingga ini akan memutus rantai penyakit tanaman padi sawah dan mengembalikan unsur hara yang terkandung dalam tanah. “Jadi pola tanam petani juga harus diatur,” jelas Arif. (dan/edo/ed2)