Kabupaten Malang

Puluhan Ribu Umat Hindu Malang Raya Upacara Jalanidhi Puja di Balekambang-Bantur

Diterbitkan

-

UPACARA : Larung jolen dalam Jalanidhi Puja di Pantai Balekambang(Sur)

Memontum Malang — Tidak kurang dari 11 ribu Umat Hindu Malang Raya sejak Selasa (13/3/2018) memadati areal Pantai Balekambang Desa Srigonco Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Mereka hendak melaksanakan serangkaian upacara untuk menjelang Hari Raya Nyepi 1940, yang akan jatuh Sabtu (17/3/2018)mendatang. Salah satunya upacara yang dilaksanakan Rabu (14/3/2018)karen,adalah Jalanidhi Puja.

Jalanidhi Puja ini merupakan salah satu upacara sebagai bentuk ucapan terimakasih kepada Sang Hyang Widhi Wasa atas keberkahan yang diberikan selama satu tahun. Setidaknya,ada 47 jolen atau tandu tempat hasil bumi dalam upacara Jalanidhi Puja. Jolen ini berisi aneka hasil bumi berupa sayuran dan buah-buahan. Jolen-jolen ini berasal dari setiap Pura yang ada di Kabupaten Malang.

Puluhan Ribu Umat Hindu Malang Raya Upacara Jalanidhi Puja di Balekambang-Bantur

Seusai sembahyang, jolen ini dilarung ke tengah laut Balekambang. Pemuda dan laki-laki memandu jolen ini sambil memukulkan janur yang tinggi menjulang, ke pasir dan laut. Jolen-jolen ini kemudian dilarung ke tengah laut, yang siang hari ini tampak jinak. Ombak bersahabat, sehingga pada pelarung mampu membawa hingga ke tengah, tanpa takut terseret.

Sutomo Adiwijoyo, Ketua Majelis Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Malang, menjelaskan, setidaknya ada 11 ribu umat Hindu yang mengikuti upacara ini.

Advertisement

“Berasal dari Kabupaten Malang dan sebagian Kota Malang dan Kota Batu,” ujarnya.

Sosok yang akrab disapa Tomo ini menjelaskan, upacara Jalanidhi Puja ini dilaksanakan sebelum pelaksanaan Nyepi. Namun, khusus di Kabupaten Malang, mereka melaksanakan setiap tiga hari menjelang Nyepi.

“Sudah ada Bhisama Parisada, kalau di Islam seperti fatwa begitu ya, bahwa Jalanidhi Puja dilakukan tiga hari menjelang Nyepi,” imbuhnya.

Sebelum dilarung, jolen itu telah didoai oleh pemangku agama. Kemudian tempat yang telah kosong ditandu dan diletakkan ke Pura Amarta Jati. Sementara,para umat Hindu yang mengenakan pakaian adat, lengkap dengan kebaya bagi perempuan dan udeng bagi laki-laki, mendapatkan percikan Tirta Suci. “Jolen yang diletakkan di Pura itu sudah kosong, isinya dilarung ke laut,” kata salah seorang peserta. (sur/nay)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas