SEKITAR KITA

Puncak Muhibah Budaya, Kehadiran Sri Sultan Hamengku Buwono X di Trenggalek Tuai Sambutan Hangat Masyarakat

Diterbitkan

-

Puncak Muhibah Budaya, Kehadiran Sri Sultan Hamengku Buwono X di Trenggalek Tuai Sambutan Hangat Masyarakat
PAWAI: Sri Sultan Hamengku Buwono X (Ngarso Dalem) saat mengikuti pawai budaya menggunakan kereta kencana di Trenggalek. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Kehadiran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X (Ngarso Dalem) dalam acara puncak Peringatan Hari Jadi Trenggalek Ke-828 tahun 2022, mendapat sambutan antusias yang luar biasa dari warga masyarakat.

Dalam kesempatan itu, Sri Sultan juga turut mengikuti kirab kerakyatan dari Hotel Widowati menuju Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek. Dengan iring-iringan kereta kuda, Sri Sultan Hamengku Buwono X, diikuti Bupati Trenggalek, Wakil Bupati Trenggalek dan juga seluruh pejabat yang ada di Trenggalek.

“Ini tadi merupakan rangkaian kegiatan Muhibah Budaya dari Pemerintah Provinsi DIY di Kabupaten Trenggalek. Yakni, merajut Mataraman dari Yogyakarta ke seluruh Indonesia yang mana, hari ini sasarannya adalah Kabupaten Trenggalek,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Trenggalek, Sunyoto saat dikonfirmasi Kamis (01/09/2022) malam.

Pihaknya menegaskan, muhibah budaya yang dimulai 29 Agustus sampai 1 September 2022, berjalan lancar dan cukup mengundang antusias masyarakat Trenggalek dari berbagai kalangan. “Adapun muhibah budaya ini adalah workshop, pameran, pelatihan tari, rias pengantin dan lain sebagainya. Dan untuk puncak kegiatan muhibah budaya ini tak lain adalah arak-arakan budaya dengan menggunakan kereta kuda yang dihadiri langsung Sri Sultan Hamengku Buwono X (Ngarso Dalem),” imbuhnya.

Advertisement

Baca juga :

Setelah acara arak-arakan budaya ini, sambungnya, akan dilanjutkan dengan gala dinner kemudian pertunjukan utamanya hasil karya workshop yang sudah dilakukan beberapa hari lalu. Seperti tari-tarian dan tembang macapat yang sudah diberikan saat pelatihan, ditambah beberapa pertunjukan yang langsung disuguhkan dari keraton DIY.

Disinggung terkait muhibah budaya ini, Sunyoto menerangkan, jika keraton DIY itu memiliki kewajiban untuk melestarikan suatu budaya Mataram. Kemudian budaya Mataram, ini bisa untuk disebarluaskan ke seluruh daerah di Indonesia.

“Sehingga merajut budaya Mataram ke seluruh daerah di Indonesia, ini merupakan tema yang diusung Pemerintah Provinsi DIY. Jadi, budaya Mataram itu bisa disumbangkan, disebarluaskan dan dilestarikan ke seluruh daerah di Indonesia,” terang Sunyoto.

Kedatangan Sri Sultan Hamengku Buwono X (Ngarso Dalem) di Kota Keripik Tempe, ini juga sekaligus kado Ulang Tahun Kabupaten Trenggalek, tahun ini. Sebelumnya, Pemkab Trenggalek juga sudah mengundang Sri Sultan Hamengku Buwono X ke Trenggalek. Akan tetapi, karena kondisi pandemi Covid-19 yang belum usai, maka rencana itu dibatalkan. Dan baru terealisasi dalam puncak peringatan Hari Jadi Ke-828 Trenggalek tahun ini.

Advertisement

“Sebelumnya kita juga menjalin kerja sama kebudayaan antara Pemkab Trenggalek dan pemerintah DIY. Bahkan kita (Disparbud Trenggalek, red) beberapa kali mengirimkan perwakilan ke Yogyakarta, saat di sana menggelar kegiatan budaya,” paparnya. (mil/sit)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas