Trenggalek
Relokasi Tak Sesuai, Pedagang Pasar Pon Kecewa
Memontum Trenggalek—-Proses pembangunan lokasi relokasi pasar Pon Trenggalek tidak sesuai dengan target awal, sejumlah pedagang mengungkapkan kekecewaannya. Kekecewaan para pedagang pasar Pon ini, lantaran molornya proses pembangunan lokasi relokasi yang sampai saat ini belum juga rampung.
Seperti yang diketahui, pembangunan lokasi relokasi dijadwalkan usai pada akhir bulan September 2018 lalu. Namun nyatanya, hingga akhir bulan Oktober, pembangunan lokasi relokasi tersebut belum juga usai. Tak heran, banyak yang mengeluh karena para pedagang belum bisa menempati lokasi relokasi dan harus berjualan di tenda darurat yang dibuat masing – masing pedagang.
Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Pon, Karma Rufianto mengatakan para pedagang menginginkan lokasi relokasi tersebut bisa segera ditempati. “Kami hanya menginginkan lokasi relokasi yang sudah disediakan Pemerintah Daerah bisa segera ditempati. Namun pada kenyataannya, bangunan tersebut belum selesai dikerjakan, ” ucapnya, Sabtu (27/10/2018).
Dikatakan Karma sapaan akrabnya, lokasi relokasi tersebut akan dapat ditempati pada pertengahan November 2018 nanti. Oleh karenanya, para pedagang harus lebih bersabar jika ingin menempati lokasi relokasi yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.
Pihaknya berharap kepada Pemerintah agar proses pembangunan lokasi relokasi bisa dipercepat. Mengingat lokasi tersebut sangat dibutuhkan para pedagang Pasar Pon, korban kebakaran yang menghanguskan seluruh lapak dan kios pada beberapa bulan yang lalu.
Terpisah, salah satu pedagang pasar Pon yang lain justru menilai, pembangunan lokasi relokasi tidak cocok untuk berjualan baik kondisi maupun kebutuhan pedagang. Pasalnya, penataan bangunan dinilai terlalu rapat sehingga menyulitkan aktifitas jual beli dan kurang ramah cuaca.
“Jika melihat bangunan lokasi relokasi, sampai saat ini terlihat banyak kekurangan. Selain sempitnya akses jual beli bagi penjual dan pembeli, lokasi ini tidak ramah untuk berjualan saat musim hujan, ” ungkap Safuan.
Diakui pria paruh baya ini, bangunan relokasi yang ada saat ini tidak dilengkapi dengan tulang air. Maka jika musim hujan tiba, air hujan bisa masuk dam membasahi barang dagangan.
Jika tidak dilakukan penataan ulang, para pedagang khawatir tidak dapat berjualan saat musim hujan tiba. “Kami berharap Pemerintah Daerah mau mendengar keluhan para pedagang. Dan segera melakukan penataan ulang terkait lokasi relokasi agar para pedagang bisa berjualan dengan nyaman dan tidak khawatir meski musim hujan, ” tegasnya. Ia juga meyakini, jika Pemerintah Daerah tidak menanggapi keluhan ini, dikhawatirkan justru akan terjadi persaingan yang tidak sehat antar pedagang. (mil/yan)