Pemerintahan
Sikapi Ketidakpuasan Netizen Terhadap Kayutangan Heritage, Wali Kota Angkat Bicara
Memontum Malang Kota – Rampungnya pembangunan Kayutangan Heritage dan telah dibukanya kawasan Jalan Basuki Rahmad, Kota Malang, mengundang sejumlah perhatian publik.
Bahkan, melalui sejumlah Medsos, banyak netizen yang kurang puas menyikapi pembangunan yang anggarannya lumayan besar tersebut.
Kritikan pedas dan sindiran di media sosial, silih berganti disampaikan dalam berbagai nada bahasa beragam.
Menyikapi respon netizen, Wali Kota Malang, Sutiaji, pun angkat bicara. Dirinya menegaskan, bahwa pembangunan Kayutangan Heritage belum selesai.
“Jadi kemarin, yang dibuka adalah akses jalan masuknya saja atau koridor yang di tengah. Dan sekali lagi, tolong dipahami bahwa dana Rp 23 miliar, bukan hanya untuk Jalan Kayutangan atau Jalan Basuki Rahmat. Melainkan, itu juga untuk pembangunan Kayutangan di dalamnya. Seperti, kampung di sebelah kanan dan kiri,” terang Sutiaji.
Kedepannya, tambah Wali Kota, koridor 1 (PLN sampai BCA) jalan akan dilebarkan sampai 4 meter dengan median yang tetap ada.
Lalu, mulai dari koridor 2, Jalan Basuki Rahmat, sampai monumen Chairil Anwar, median akan hilang dan akan menjadi satu arah.
“Terus trotoar juga dilebarkan untuk kongkow-kongkow anak muda, sampingnya ada parkir, ada tenant music juga,” jelasnya.
Samping kanan kiri jalan, ujarnya, akan diberi bunga dan sepanjang koridor 2 dan koridor 3 akan disediakan sebanyak 206 kursi. Mengingat saat ini, sedang pandemi, kursi akan dipasang bertahap.
“Jadi ini belum selesai, baru dibuka andesitnya di koridor 1 (area PLN) dan koridor 2 (perempatan Rajabali),” ungkapnya.
Sutiaji juga menjelaskan, kenapa jalan diganti dengan batu andesit, usut punya usut ternyata itu untuk menengarai agar kendaraan melaju pelan di daerah tersebut. Sehingga, diharapkan bisa mampir ke kawasan Kayutangan.
Selain pembangunan koridor yang di tengah, jalan di kawasan Kayutangan juga akan dibangun. Jadi harapannya, diangkatnya heritage itu bukan hanya di wilayah Jalan Basuki Rahmat, tapi hingga ke dalam kampung.
“Di dalam kampungnya ada bangunan lama yang akan kami rawat. Sungai-sungai di wilayah itu, juga sudah ditata sehingga menunjang bangunan lama yang menjadi destinasi wisata. Jika ingin mencicipi makanan Malangan, masuk ke kampung, kalau kongkow-kongkow di depan, tempat anak muda mengekspresikan kegiatannya,” imbuhnya.
Berkaitan dengan temuan trem, Sutiaji mengatakan, masih akan dikomunikasikan dengan pihak KAI.
“PT KAI mengajukan dua hal. Pertama, pengembangan trem yang dibuat jalan sekian kilometer. Ada beberapa titiknya mungkin dari Kayutangan memutar kemana sampai ke titik lagi trus dikarciskan. Trus yang ke dua, adanya logo trem sebagai monumen bahwa ini memang wilayah Heritage,” paparnya.
Masih menurut Sutiaji, di bulan Agustus 2021, harapannya proyek Kayutangan Heritage tahap II, sudah selesai digarap dan dapat diresmikan. (cw1/sit)