Kabar Desa
Terkendala Anggaran, Rencana Pengembangan Rest Area Kota Batu Menunggu
Memontum Kota Batu – Rencana pengembangan rest area Jalibar (Jalan Lintas Barat) di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan/Kota Batu, sepertinya harus menunggu. Itu karena, rencana pengembangan yang diharapkan bisa menjadi sasaran wisatawan setelah Alun-alun Kota Batu, masih terkendala anggaran.
Kepala Desa Oro-oro Ombo, Wiweko, mengatakan bahwa selama ini keberadaan rest area Jalibar manfaatnya sudah dirasakan oleh masyarakat. Untuk itu, dari masyarakat menginginkan adanya pengembangan rest area ini agar menjadi wisata desa.
“Di rest area ini, kita punya keinginan membuat suatu wisata desa. Yang mana, selama ini sudah dirasakan manfaatnya,” terang Wiweko, saat dihubungi lewat ponselnya, Minggu (12/03/2022) tadi.
Upaya pengembangan ini, tambahnya, dimulai dari tanaman sayur. Kemudian, tempat foto keluarga dan foto selfi. Namun demikian, karena keterbatasan kemampuan keuangan yang ada di desa, sehingga belum terealisasi.
Baca juga :
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
- Pemkab Banyuwangi Raih Penghargaan Penyelenggaraan Air Minum Aman dari Menteri PUPR
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
- Pj Bupati Teguh Buka Gelaran Seminar Kebangsaan di Jombang Fest 2024
“Mulai ada tanaman buah dan juga sayuran. Terus, untuk tempat foto selfi itu memang masih kita konsep. Ini belum terealisasi, karena keterbatasan kemampuan keuangan yang ada di desa,” tuturnya.
Untuk luasan yang sudah ditetapkan dalam pengembangan rest area dan wisata, urainya, kurang lebih 10 hektar. Sedangkan, area yang dimanfaatkan untuk pertanian oleh masyarakat Oro-oro Ombo, sekitar 32 hektar. Dalam pengertian, yang luasnya 32 hektar ini tidak dimanfaatkan sebagai pengembang rest area.
Masih menurut Wiweko, selama ini rest area yang ada tersebut, rata-rata dimanfaatkan untuk nongkrong dan makan, karena sudah ada warung yang tersedia di tempat itu. Dengan dikembangkannya wahana pendukung, diharapkan nantinya bisa menjadi daya tarik di rest area Jalibar.
“Yang jelas, tujuan dikembangkan rest area Jalibar, ini bisa menjadi pemecah keramaian setelah Alun-alun Kota Batu,” paparnya.
Sekedar diketahui, saat ini rest area Jalibar dikelola oleh BUMDES. Di area tersebut, terdapat 30 stan warung makan. Sedangkan, restribusi masing-masing warung tersebut Rp 5 ribu perhari dan area parkir diserahkan kepada Linmas Desa Oro-oro Ombo, dengan sistem bagi hasil. (put/sit)