Kota Malang

UMM Jawara Torabika Campus Cup 2017

Diterbitkan

-

Sudarmaji, Cahyadi Wanda, Loni Lim, Haris Thofly, Bustomi, dan Imam Hariadi saat preskon National Final Torabika Campus Cup 2017. (rhd)

*Tundukkan UPI melalui WO, 4-1.

Memontum Kota Malang–Pada laga National Final Torabika Campus Cup (TCC) perebutan juara 1 yang mempertemukan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai tim unggulan dari Jawa Timur, melawan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dari Jawa Barat, berlangsung sangat keras di tengah guyuran hujan, Kamis (23/11/2017) sore. Usai skor 1-1, di menit 70 UPI memilih Walk Out karena dinilai merugikan timnya, hingga secara otomatis membuat UMM unggul 4-1 dan memastikan UMM juara Torabika Campus Cup 2017 dengan hadiah Rp 20 juta. Di posisi 3 Universitas Negeri Padang (UNP) usai mengalahkan Universitas Negeri Malang (UM) dengan skor 3-1.

Tim UMM memastikan diri Jawara Torabika Campus Cup 2017. (ist)

Tim UMM memastikan diri Jawara Torabika Campus Cup 2017. (ist)

Memasuki babak Grand Final atau National Final Torabika Campus Cup (TCC) 2017, 6 tim perwakilan 6 kampus dari 5 finalis kota besar Indonesia plus tuan rumah, yakni Universitas Negeri Padang (Sumatera Barat), Universitas Perbanas (DKI Jakarta), Universitas Pendidikan Indonesia (Jawa Barat), Universitas Stimed Nusa Palapa (Sulawesi Selatan), Universitas Muhammadiyah Malang (Jawa Timur) dan Universitas Negeri Malang (Jawa Timur), berlaga di Lapangan Sepakbola Cakrawala, Universitas Negeri Malang, selama Rabu-Kamis (22-23/11/2017), untuk membuktikan diri menjadi tim terbaik Perguruan Tinggi di Indonesia.

Sebelumnya, 80 kampus dari 5 wilayah Indonesia telah bersaing sejak TCC digulirkan awal September 2017 lalu, sebagai ajang TORABIKA Campus Cup tahun kedua. Dimana setiap kota terdapat 16 tim dari 16 kampus besar bertanding secara sportif mewakili 5 provinsi dengan menggunakan sistem gugur. Hingga akhirnya terseleksi 6 tim kampus masuk ke National Final mewakili daerahnya, dari penyelenggaraan di Padang (Universitas Negeri Padang) tanggal 5-7 September 2017, Jakarta (Universitas Indonesia) 18-20 September 2017; Bandung (Universitas Padjadjaran) 26-28 September 2017; Makassar (Universitas Negeri Makassar) 17-19 Oktober 2017; dan Malang (Universitas Negeri Malang) 31 Oktober-2 November 2017.

Pertandingan pertama UMM versus UPI berlangsung keras. (rhd)

Pertandingan pertama UMM versus UPI berlangsung keras. (rhd)

Loni Lim, Marketing Director Torabika Eka Semesta mengungkapkan dukungannya terhadap dunia persepakbolaan anak muda Indonesia. TCC merupakan komitmen serius Torabika untuk mendukung pembinaan bakat anak muda di bidang sepakbola. “Kami percaya hal ini dibutuhkan mahasiswa untuk dapat bersinar di kancah persepakbolaan internasional. Besar harapan kami, ajang TCC dapat menelurkan bakat-bakat sepakbola baru yang nantinya dapat menjadi penerus tim sepakbola nasional Indonesia dan bertanding di kancah Internasional,” ungkap Loni, pada awak media.

“TCC menyerap aspirasi event sepakbola di kampus, sebagai momentum kebangkitan sepakbola kampus. Ada 3 pulau, kedepannya akan lebih banyak lagi. Alasan di Malang, sepakbola juga harus hidup di daerah, tak melulu di Jakarta,” jelas Cahyadi Wanda, Vice President Mahaka.

Advertisement

Sementara itu, DR Haris Thofly SH. MHum, Ketua Umum PSSI Kota Malang, menanggapi positif keseriusan dan komitmen TCC cikal bakal kebangkitan Liga Mahasiswa persepakbolaan Indonesia. “TCC membantu PSSI, khususnya AsProv, dalam memantau talenta pesepakbola muda Tanah Air dan memberikan peluang pembinaan serta wadah kompetisi di level kampus. Semoga event ini terus digelar dengan jumlah lebih banyak ke depannya, bagi pengembangan sepakbola kampus,” jelasnya.

UKM Sepakbola Universitas Negeri Malang Dr. Imam Hariadi, M.Kes,  menyambut positif komitmen serius Torabika membangkitkan sepakbola di kalangan anak muda. “Antusias mahasiswa sudah sangat baik menanggapi diadakannya TCC sebagai bentuk penyaluran talenta sepak bola secara positif dan membentuk jiwa-jiwa kompetitif yang bersaing sportif. Sekaligus ajang kreatifitas mahasiswa di bidang non akademik. Semoga TCC menjadi kalender tetap,” papar Imam.

Media Officer Arema FC Sudarmaji pun turut bicara. “Melalui TCC seharusnya naik kasta menjadi kompetisi nasional. Saat Arema tanding di luar negeri, kita juga pernah melawan klub hasil orbitan kompetisi liga kampus. Sebab banyak pemain bola yang belum S1. Semoga kedepannya ada liga mahasiswa di Indonesia,” terangnya.

“Indonesia itu luas, ide liga mahasiswa tersebut bagus buat pemain profesional Indonesia. Karena setelah SMA, pilihannya kuliah atau sepakbola. Setidaknya, ketika pemain sepakbola memilih kuliah, mereka juga punya kesempatan dalam bermain di liga kampus hingga liga profesional,” tukas Ahmad Bustomi, pemain Arema FC yang diamini bek belakang Arema Beni Wahyudi. (rhd/yan)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas