Kota Malang

STMIK ASIA Ajak Mahasiswa Ciptakan Start-Up Digital, Bkal Wrausaha di Era Teknologi

Diterbitkan

-

Ir Teguh Widodo, MM. (rhd)

Memontum Kota Malang—Menuju Indonesia 2020 dengan menjadi negara berkekuatan ekonomi digital terbesar di Asia, dengan target awal 1.000 Start-Up Digital, sekaligus peluang usaha bagi kalangan generasi muda, maka semua pihak saling berlomba memanfaatkannya. Tak terkecuali STMIK Asia yang menggelar StarUp Talk yang menghadirkan Pendiri futurepreneur.id,  James Tomassouw dalam rangkaian Roadshow Technopreneurship 2017, di Kampus Pusat ASIA Malang, Kamis (23/11/2017) siang.

“Sebelum digalakkan program 1.000. Start-Up Digital oleh pemerintah sekarang, kami sudah melakukannya lebih dulu. Saya mengajak mahasiswa sebagai generasi muda berpotensi dengan ide briliannya untuk mengembangkan produk digital sebagai bekal wirausaha. Kami ajak mencari ide yang bisa diterima pasar, kemudian kami tantang untuk mengembangkannya. Memang masing-masing individu memiliki karakter mental yang berbeda. Yang berani akan kami ajak dalam workshop,” jelas James Tomassouw, kepada awak media.

James Tomassouw, saat preskon. (rhd)

James Tomassouw, saat preskon. (rhd)

Pelaku Start-Up sukses ini pun rela membagikan ilmunya kepada mahasiswa STMIK ASIA, lantaran kampus ini memiliki visi misi yang sama. Bahkan ada beberapa alumnus dan mahasiswa aktifnya mulai menuai hasil dari workshop sebelumnya. “Saya mengajak 1 mahasiswa aktif STMIK ASIA yang sukses dengan Start-Up nya. Ide dan hasil karyanya sudah termanfaatkan oleh Pemkot Sidoarjo. Setidaknya bisa memotivasi rekan mahasiswa lainnya untuk mengikuti jejak suksesnya,” ungkap James.

Dalam 20 rangkaian roadshow di kampus-kampus Jawa Timur, James berusaha memotivasi mahasiswa untuk menggali potensi terpendamnya dan berani mengeksplor dalam tindakan nyata dalam produk digital, sebagai tren market digital yang berkorelasi dengan financial technology (fintech).

“Sudah saatnya berpikir luas, kalau perlu level internasional. Jangan lingkup Malang saja. Contohlah marketplace Tokopedia, Bukalapak, Gojek, Grab, dan lainnya. Itu kan karya anak bangsa, yang akhirnya booming menguasai pasar nasional hanya hitungan tahun. Namun usernya tak hanya domestik, tapi juga internasional. Mereka tidak punya aset, tapi omsetnya mengalahkan usaha konvensional yang bermodal dan beraset besar, hingga akhirnya memaksa beberapa konvensional tutup. Untuk itu, ikuti arus teknologi informasi,” papar pria berdomisili Surabaya ini.

Advertisement

Sementara itu, Ketua Perguruan Tinggi STMIK ASIA Malang, Ir Teguh Widodo, MM, mengatakan kegiatan ini merupakan inisiasi Asosiasi Perguruan Tinggi Komputer (APTIKOM) yang mengajak mahasiswa ASIA memanfaatkan peluang ini. “Kegiatan ini sangat positif. Kami dipilih Aptikom, karena beberapa mahasiswa STMIK ASIA meraih prestasi. Seperti Erwan Saputra yang pernah diundang Kick Andy Metro TV karena juara 2 nasional membuat Polisi Online, sebuah program yang bisa ngecek bahwa toko online itu abal abal apa beneran, dan lainnya,” jelas Teguh, pada awak media.

Selain itu, mahasiswa STMIK ASIA telah dibekali dengan beberapa ilmu terapan sebagai bekal keilmuan menghadapi dunia usaha atau dunia kerja. “Sejak semester 1 hingga semester 4, mahasiswa kami bekali dengan mata kuliah inovasi seperti Bussiness Practice. Sehingga mereka tidak hanya memahami secara teori, tetapi juga dikenalkan dengan dunia kerja hingga akhirnya mereka benar-benar tahu apa sih sebenarnya kebutuhan mereka untuk menjadi yang terhebat atau menjadi terampil di dunia kerja,” tukas Teguh.

Tentunya, dari beberapa mahasiswa STMIK ASIA yang terbentuk, dapat memotivasi rekan seangkatan maupun adik angkatan untuk memiliki peluang yang sama dalam meraih kesuksesan. (rhd/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas