Pemerintahan
Wali Kota Surabaya Launching Medical Tourism
Memontum Surabaya – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan bahwa Medical Tourism Surabaya diharapkan menjadi penggerakkan ekonomi, industri dan pariwisata. Selain itu, layanan kesehatan ini juga disandingkan dengan potensi maupun fasilitas lainnya, seperti hotel, kuliner, pusat perbelanjaan dan tempat wisata.
“Ini ya Kota kesehatan. Mereka kalau berobat, kan tidak sendiri. Ada keluarganya, misalkan ada 4 orang. Ini pasti tinggal dan menginap di hotel. Kalau di hotel, mereka pasti nanya tempat makan dan wisata dimana ya? Sebenarnya kekuatan kita di kedokteran, di RS,” kata Eri usai acara launching Medical Tourism di Balai Kota, Senin (27/09/2021)
Baca juga:
- Antisipasi Sengketa Aset, BKAD Sebut Perlunya Kesadaran dan Pelibatan Masyarakat
- Sukses Hantarkan Penghargaan Kabupaten Malang Berpredikat ODF, Dinkes Ganti Program Jambanisasi
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
Selain itu, Eri menjelaskan, bahwa berdasarkan data ada 70 persen orang Indonesia yang berobat ke Malaysia dan Singapura 65 persen. Sebagian besar berasal dari Surabaya. Sehingga kepercayaan mereka diagnosa sama yang di Surabaya.
“Nah, saya sekarang percaya kalau kekuatan nakes dan RS, Ini gimana pelayanannya. Misal ada orang sakit, langsung dibawa ke bandara, dibawa ke hotel mana, sudah dirancang mereka daftar dulu,” ujar Eri.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, dengan pelayanan dari medical tourism ini, orang yang mau ke luar negeri cukup hanya di Surabaya saja. “Daftar di aplikasi medical tourism surabaya dibantu oleh pihak Unair. Ini produk bersama untuk Pariwisata, Restoran, RS, Universitas dan Pemkot. Jadi dilihat bersama. Baru launching 10 November nanti,” tuturnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, terkait biaya juga murah. Sebab, orang juga percaya bahwa harga mahal bakal lebih bagus.
“Kami yakin kan mahal belum tentu lebih baik. Kita jelaskan dan keterbukaan alat, harga, kan tahu rego sak mene ( harga segini) jadi bisa bersaing. Kadang maaf, RS masih nutupin,” terangnya.
Selain itu, tambahnya, total Faskes ada sekitar tujuh hingga delapan. Itu akan berkembang lagi, yakni RS Premier, RKZ mitra keluarga, dr Soetomo, Soewandhie, RS Islam Ahmad Yani, dan RS Islam Jemursari.
“Semakin banyak yg gabung, makin bagus. Target pertama dan utama ya warga Surabaya yg berobat ke luar negeri,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jatim, dr Dodo Anando, mengatakan untuk persiapan Rumah Sakit masing-masing sudah punya keunggulan.
“Yang jelas kita tahu unggulan yang paling lebih banyak jelas dari rumah sakit dr soetomo, RS Airlangga. tetapi RS swasta yang lain seperti primier, RKZ, RS Islam Ahmad Yani. Sementara ini ada 17 rs yang kita coba untuk berikan pelayanan,” jelas dr Dodo.
Selain itu, dr Dodo menjelaskan, jadi wisata medis itu salah satu untuk mendorong warga agar tidak takut ke RS. Ia mengaku bahwa Rumah Sakit untuk non Covid-19.
“Alhamdulilah, covid juga turun. BOR juga dibawah 5 persen kaya di RS Ahmad Yani kemarin sudah 0 pasiennya kemarin,” terangnya. (ade/sit)