Kota Malang
Wapres Jusuf Kalla Resmikan JKIEC di Unibraw
Memontum Kota Malang — Wakil Presiden H HC Jusuf Kalla meresmikan “Jusuf Kalla Innovation and Entrepreneurship Centre” (JKIEC) dalam rangkaian kegiatan Seminar Nasional Hilirisasi Inovasi Tehnologi dan Start-up Bisnis di Universitas Brawijaya, Malang, Senin (4/12/2017). Selain didampingi istri, Mufidah Jusuf, juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf, Walikota Malang HM Anton, dan lainnya.
Peresmian Jusuf Kalla Innovation and Entreprenuership Centre merupakan puncak dari berbagai rangkaian kegiatan yang dimulai kompetesi start-up dikalangan mahasiswa, workshop pengembangan start-up, dan berfungsi sebagai tempat co-working space, peer to peer learning and share ideas and peer support, dan JKIEC Start up accelerator program.
“Banyak orang mengatakan kemakmuran ditentukan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimilikinya, namun hal itu tidak berlaku bagi Jepang dan Korea yang tidak mempunyai sumber alam yang memadai untuk ekonomis, tapi mampu makmur dan kaya. Negara di Afrika kaya SDA berlian dan mineral, tapi justru jatuh miskin. Sementara Indonesia SDA luar biasa, namun tingkat pertumbuhannya menengah. Seperti halnya, dalam bidang sharing economy melalui e-commerce, Gojek, Grab, Uber, Bukalapak, Bli-Bli, dan lainnya, mereka tidak memiliki aset, tapi kaya dan mampu menghidupi banyak orang dan usaha,” jelas Jusuf Kalla, alumni UB karena menerima Honoris Causa dari UB beberapa bulan lalu.
Di Amerika, lanjut Kalla, sebagian besar kemajuan ide dari Valley dan Stanford University, sebagai contoh bagaimana menggabungkan antara dunia pendidikan yang menciptakan teknologi dengan dunia usaha. “Di Indonesia ada UB. Ujungnya Teknologi Penelitian, dimana teknologi hasil riset, dan riset hasil pendidikan. Banyak hal yang dilakukan oleh Jepang dan Amerika, seperti pembuatan mobil dengan engineering terbalik, dan right copy bukan copyright. UB bisa memulai dengan JKIEC untuk menghasilkan inovasi kreatif melalui teknologi dan kebersamaan dengan pengabdian masyarakat. Jangan hanya menjadi konsumen, sebab negara akan tertinggal. Penelitian bukan hanya untuk naik pangkat, tetapi bagaimana penelitian itu bisa diimplementasikan dan berguna bagi kemaslahatan masyarakat,” tandas owner Bosowa Grup ini.
Hilirisasi merupakan salah satu ikhtiar UB tentang pengembangan hasil-hasil riset sesuai kebutuhan pasar atau masyarakat. JKIEC dilatarbelakangi pentingnya kontribusi Perguruan Tinggi dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh masyarakat, terutama kaitannya dengan inovasi teknologi dan pengembangan kewirausahaan masyarakat. Sekaligus peran Perguruan Tinggi sebagai salah salah satu pilar utama sumber inovasi baru bagi pengembangan teknologi dan pengembangan kewirausahaan masyarakat melalui upaya pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Sementara dalam seminar mendiskusikan antara peneliti UB dengan stakeholder lain untuk menemukan strategi yang tepat untuk mengakselerasi pengembangan inovasi teknologi yang berbasis kebutuhan pasar, serta dapat memberikan wacana kebijakan dan best practice hilirisasi inovasi dan teknologi Pergruan Tinggi. Selain Jusuf Kalla, pembicara yang hadir diantaranya Prof. Dr. Moh Dimyati (Dirjen Pengembangan Riset Kemristeek DIKTI), Adang Wijaya (CEO green Nitrogen), dan Salies Apriliyanto (CEO Marksiplus Indonesia Utama).
“Melalui JKIEC UB diharapkan menjadi kawah candra dimuka untuk menghasilkan entrepreneur yang kreatif dan inovatif dalam memberikan solusi tehadap permasalahan yang muncul di masyarakat, melalui riset unggulan yang bermanfaat dan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kami bersyukur dan berterima kasih kepada bapak Wapres RI karena gagasan yang dikembangkan bersama oleh badan usaha tersebut mendapat sambutan baik dari bapak Wapres,” papar Rektor UB Prof Dr Ir M Bisri MS, dalam sambutannya. (rhd/yan)