Situbondo
Warga Keluhkan Air Sungai Akibat Limbah Pabrik Rumput Laut Masih Bau
Memontum Situbondo – Air sungai di lingkungan Dam Paraaman, Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Situbondo masih mengeluarkan bau tidak sedap. Berdasarkan pengakuan warga yang tinggal di bantaran sungai, bau tersebut muncul setiap hari.
Rudal (49), salah satu warga mengaku, waktu munculnya bau tidak menentu. Kadang pagi, siang hari, terkadang juga sore.
“Seperti ini dari dulu. Baunya masih bau amis dan apek,” ujarnya. Kemarin (10/04/2018), bau tidak sedap muncul sekitar pukul 10.00. Wib. Rudal mengatakan, baunya tidak terlalu amis dan apek seperti hari-hari sebelumnya. “Tidak terlalu keras tadi. Kalau kemarin, sangat terasa sekali,” tambahnya.
Dia berharap, permasalahan bau yang diduga berasal dari limbah pabrik pengelolaan rumput laut di Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji itu segera teratasi. Apalagi kejadiannya sudah berlangsung cukup lama. Rudal memperkirakan, sudah lebih enam bulan warga mengeluhkan bau amis dan apek air sungai di lingkungan Dam Paraaman, Kelurahan Dawuhan.
Rudal menambahkan, baunya terasa sangat menyengat ketika diikuti buih seperti limbah rumput laut. Saat baunya keluar, dia mengaku, kepalanya terasa pusing. “Kadang terasa mau muntah,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Endang (26) warga yang lain. Dia mengatakan, saat bau tidak sedap muncul, warga sekitar sangat terganggu. Atas dasar itu, dia berharap agar segera ada penanganan dari pihak terkait.
Menurutnya, fenomena tersebut merupakan pencemaran lingkungan. Karena itu, seharusnya ada tindakan tegas dari pemerintah. Dia juga berharap, pihak pabrik lebih memperhatikan lingkungan sekitar. “Jangan buang limbah sembarangan kalau sekiranya berpotensi mencemarkan lingkungan,” katanya.
M Yusron, pihak manajemen pabrik pengolahan rumput laut saat dikonfirmasi Memontum.com mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya-upaya menghilangkan bau tidak sedap tersebut. “Kami sekarang sedang berupaya mengurangi residu bau dengan memberikan formula dan trawas,” terangnya.
Selain itu, pihak pabrik sedang merencanakan penambahan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Setelah ada penambahan, limbah yang dihasilkan tidak akan bau. “Ini masih kita koordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup. “Intinya, kami terus cari solusi,” jelas Yusron.
Dia menambahkan, bau tidak sedap juga dipicu dari bahan baku rumput laut yang dikirim dari luar Kabupaten. Yusron mengaku, sering kali pabrik mendapatkan rumput laut yang tidak bersih. “Endapan lumpurnya masih belum terlalu bersih,” pungkasnya. (im/nay)