Kota Malang
14 Pegawai Perumda Tirta Kanjuruhan Daftar Direksi Perumda Tugu Tirta, Pj Wahyu Tegaskan Tidak Ada Privilege
Memontum Kota Malang – Antusiasme pendaftar seleksi Direksi Perumda Tugu Tirta yang cukup tinggi, mendapatkan respon dari Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. Bahkan, dirinya mengaku juga tidak menyangka bahwa sebagian besar yang mendaftar berasal dari Kabupaten Malang atau pegawai di Perumda Tirta Kanjuruhan.
Pria yang menduduki kursi N1 di Kota Malang itu menegaskan, bahwa dalam proses seleksi tersebut tentunya harus berjalan dengan profesional. Walaupun banyak yang berasal dari Kabupaten Malang, namun dirinya yakin tidak ada konflik kepentingan didalamnya.
“Tidak ada privilege (hak istimewa, red). Saya saja ya kaget, kok banyak dari Kabupaten Malang. Tentu, ini saya serahkan semuanya kepada Panitia Seleksi (Pansel) dan itu nanti yang akan kami jadikan dasar. Bukan dilihat dari background mana-mananya,” tegas Wahyu, Rabu (12/06/2024) tadi.
Kemudian, Wahyu juga tidak merasa bahwa dirinya menjadi inspirasi bagi belasan pegawai dari Kabupaten Malang, untuk ikut serta dalam seleksi pendaftaran calon Direksi Perumda Tugu Tirta Kota Malang. Apalagi, sebelum menjabat sebagai Pj Wali Kota Malang, dirinya sendiri telah berkarir menjadi ASN di Kabupaten Malang dan menjabat sebagai Sekda Kabupaten Malang.
Baca juga :
“Siapa saja berhak untuk bisa mengikuti. Nanti kami serahkan pada Pansel dan bukan berarti dari Kabupaten Malang saja yang dipertimbangkan. Semua fair, karena Pansel juga saya pilih yang paling profesional dan ada tahapan-tahapan. Jadi kewenangan mutlak ada di pansel,” tegasnya.
Namun, Pj Wali Kota Wahyu juga menyampaikan bahwa dalam pendaftaran tersebut tidak hanya diikuti dari Kabupaten Malang. Namun, juga ada dari Medan, Bekasi dan beberapa daerah lain.
Sementara itu, Ketua Pansel, Prof Muhammad Bisri, menyampaikan bahwa para peserta yang mendaftar tentunya akan berkompetisi secara ketat. Bahkan, lebih ketat dibandingkan seleksi sebelumnya. Pasalnya, seleksi kali ini bersifat kuantitatif dan semua penilaian ditunjukkan secara angka.
“Seleksi ini ada administrasi, ada uji kompetensi, psikotes dan macam-macam. Yang menguji pun ada dari lembaga. Jadi fairness (kesetaraan dan Kewajaran, red) dapat. Tidak hanya penilaian Pansel, tapi ada penilaian dari lembaga di luar Pansel. Ini pola baru tes direksi dan semua punya kesempatan yang sama,” imbuhnya. (rsy/sit)