Pendidikan
30 Aliansi Mahasiswa UB Lakukan Aksi di Depan Rektorat UB
Memontum Kota Malang – Masih dalam suasana Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Aliansi Mahasiswa Brawijaya (Amarah) beri pernyataan sikap mengkritisi beberapa permasalahan yang ada di Universitas Brawijaya (UB). Total sekitar 30 mahasiswa yang tergabung dari beberapa fakultas menggelar aksi simbolis berdiam diri di depan Rektorat UB, Senin (03/05).
Sedangkan sebagian diantaranya diterima audiensi oleh Rektor UB, Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR MS, di Gedung Rektorat Lantai 8. Menurut penanggung jawab aksi, Akma Eka Nova Putra Suprianto, di masa pandemi ini transparansi sangat minim dilakukan oleh birokrat UB.
Baca juga:
- Sukses Hantarkan Penghargaan Kabupaten Malang Berpredikat ODF, Dinkes Ganti Program Jambanisasi
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
“Oleh karena itu, kami menyatakan sikap dengan 12 tuntutan yang telah dibawa. Antara lain menuntut birokrat kampus untuk dapat berkomitmen dalam melakukan intervensi atau pelarangan terhadap gerakan mahasiswa. Kami juga ingin hak mahasiswa dalam pemilihan dekan seperti yang diatur dalam Peraturan Rektor Nomor 22 Tahun 2014 kembali. Serta ada transparansi dan melibatkan mahasiswa secara penuh disetiap rangkaian Pildekan,” ujar Akma Eka Nova Putra.
Selain itu pihaknya juga meminta transparansi pengalokasian Uang Kuliah Tunggal (UKT) selama pandemi. Ditambah dengan kebijakan yang berhati nurani terhadap UKT mahasiswa dan memberikan kelonggaran syarat untuk bantuan keuangan.
“Berkaitan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) juga kami ingin diberi jaminan distribusi kuota yang merata. Serta harus adanya kajian dan koordinasi dari pihak rektorat ke fakultas tentang prioritas jenis kegiatan dan daftar jurusan yang tidak efektif dalam PJJ. Sehingga perlu juga rektorat siap dalam sarana dan prasarana serta evaluasi mekanisme PJJ,” tambahnya.
Tuntutan ternyata tak hanya sebatas UB Malang, namun juga mereka meminta rektorat untuk segera menyelesaikan proses yang menghambat pembangunan di UB Kediri. Meliputi proses pembukaan akses jalan besar, maupun proses sertifikasi hibah tanah.
“Apalagi kami juga butuh adanya transparansi berita acara terkait hibah tanah oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri kepada Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) UB Kediri. Intinya segeralah realisasikan pembangunan gedung perkuliahan di UB Kediri dengan fasilitas menunjang yang memadai,” tambah Akma Eka Nova Putra.
Menanggapi seruan mahasiswa, Rektor UB beserta jajarannya tak tinggal diam. Prof Nuhfil, sapaan akrab Rektor UB, langsung mempersilahkan beberapa mahasiswa yang lakukan aksi untuk audiensi secara langsung.
Melalui audiensi tersebut, pria yang pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian (FP) UB itu menjelaskan bahwa masterplan pembangunan kampus UB Kediri sudah ada. “Memang tahun lalu terhambat pembangunannya karena pandemi. Tapi di tahun ini insyaallah pembangunan selesai, kami sedang proses evaluasi juga,” jelasnya.
Dikatakan Prof Nuhfil terdapat 17 fasilitas yang akan dibangun di Kampus UB Kediri. Dimana kesemuanya itu bahkan ditegaskannya perlu ada pengawalan juga dari mahasiswa. “Kalau perlu, mahasiswa ikut mengawal pembangunannya. Ini multi years dan ada yang harus rampung tahun ini, kalau yang targetnya tahun 2021 tapi belum usai sampai akhir tahun, ya kita akan tender lagi,” jelasnya.
Tak hanya itu, berkaitan dengan kebijakan UKT pun dijelaskan Prof Nuhfil turut melibatkan beberapa mahasiswanya. “Kami sangat transparan, silahkan datang ke kami kalau butuh informasi dan diskusi. Apalagi terkait PJJ, tiap semester kami evaluasi itu,” jabar Prof Nuhfil.
Terakhir tentang pemilihan dekan, bahkan Prof Nuhfil mengusulkan tak hanya dekan yang dipilih langsung oleh mahasiswa. “Nanggung mintanya kalau mintanya hanya pilihan dekan, sekalian rektor nanti pemilihannya juga libatkan mahasiswa,” tambah Prof Nuhfil.
Karena saat Hardiknas sudah terlalu sering digunakan sebagai ajang demo mahasiswa, Prof Nuhfil beserta jajarannya berencana akan agendakan ruang publik audiensi dan diskusi bersama dengan mahasiswa. (mus/ed2)