SEKITAR KITA
90 Model di Jawa Timur Dilibatkan Dalam Gelaran Madura Ethnic Carnival di Keraton Sumenep
Memontum Sumenep – Kabupaten Sumenep makin mengkokohkan dirinya sebagai kabupaten atau kota yang konsisten memperkenalkan kekayaan seni dan budaya. Seakan ingin terus menunjukkan pada dunia, bahwa Sumenep adalah ‘The Soul Of Madura’
Langkah Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, dalam mewujudkan kemajuan Sumenep di segala sektor, tentunya lewat berbagai skenario kebijakan. Dari sektor kebudayaan pariwisata, Bupati Fauzi terus menancapkan kekayaan budaya lokal sebagai ‘City Branding’ bahwa Sumenep kaya budaya dan pariwisata.
Tidak main-main, berbagai kota di Jawa Timur, pun dilibatkan dalam even ‘Madura Ethnic Carnival (MEC)’ di depan Keraton Sumenep, Sabtu (16/09/2023) malam. Acara sendiri, bertemakan ‘The Magnificent of Kerapan Sapi’.
Menurut Bupati Fauzi, City branding di sektor budaya, Pemkab Sumenep gencar menggelar even-even spektakuler seperti Madura Ethnic Carnival (Karnaval Etnis Madura). Sebanyak 90 model dari berbagai kota di Jawa Timur, diantaranya seperti Malang, Blitar, Jember, Surabaya, Gresik, Madura dan lainnya, turut dilibatkan.
“Sengaja kami tunjuk komunitas wartawan sebagai EO (Even Organizer), karena kami bwrharap even karnaval dan festival kebudayaan serta pariwisata ini terus digelar. Harapannya, tentu kebangkitan ekonomi menuju masa kejayaan Sumenep, bakal tercapai. Ekonomi UMKM bergerak, ekonomi PKL dan warung-warung kuliner makin menggeliat,” ujar Bupati Sumenep.
Baca juga :
Sementara itu, Ketua Panitia MEC, Nur Khalis, mengatakan target even ini mengangkat kebudayaan lokal melalui para generasi muda Madura cinta budaya. Selain itu, dapat melahirkan karya budaya yang kreatif dan marketebel.
Untuk itu, pihaknya melibatkan peserta ratusan pelajar dan kalangan umum se-Kabupaten Sumenep dari berbagai kota di Jawa Timur. “Alhamdulillah, even MEC ini sangat meriah karena ada peserta dari luar Madura. Ya ada dari Malang, Blitar, Jember, Surabaya, Gresik dan kota-kota lainnya,” lanjutnya.
Even MEC ini, ujarnya, dengan branding kerapan sapi sebagai kebudayaan Madura dapat lebih dikenal di masyarakat luas. “Karena even ini mengangkat kekayaan budaya lokal, maka ada syarat khusus setiap peserta menggunakan bahan siwalan dalam fashion yang mereka konsep. Salah satu yang juga wajib dipasang, adalah atribut kerapan sapi. Boleh pakai replika kepala sapi, kayu tunggangan atau perlengkapan lain,” paparnya.
Penilaian kategori fashion terbaik dilakukan oleh dua juri, yakni Agus Sunandar yang juga sebagai CEO Malang Flower Carnival dan Febry Alvan Santana, Juri Jember Fashion Carnival .
Karena ini acara karnaval, tentu juga dimeriahkan oleh penampilan sejumlah grup musik tradisional Tong Tong yang khas yang akan mengisi panggung MEC 2023. Diantaranya, Pangeran Girpapas, Pangeran Songenep, Putra Sinding Puri, Lanceng Kermata, dan Tingkerbell. Keterlibatan mereka diharapkan dapat memberikan sentuhan magis dari musik tradisional Madura yang menggugah jiwa.
Salah seorang ibu peserta, Arum, mengaku bangga bisa mendaftarkan anaknya di gelaran ini. “Saya buat kostumnya seminggu. Alhamdulillah, anak saya berani. Yang terpenting, saya bisa ikut mengenalkan budaya kerapan sapi melalui fashion yang dipakai anak saya,” terang Arum. (edo/sit)