Pemerintahan
Bengawan Solo Diduga Tercemar Limbah Tekstil dari Jawa Tengah, Pemkab Lamongan Imbau Petani Tak Gunakan Air Sementara Waktu
Memontum Lamongan – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan mengeluarkan surat imbauan kepada para petani. Surat itu berisi permintaan agar para petani sementara waktu tidak menggunakan air Sungai Bengawan Solo untuk mengairi tanaman padi dan budidaya ikan di tambak.
Hal ini disebabkan karena air sungai diduga tercemar limbah tekstil dari Provinsi Jawa Tengah.
“Kita imbau kepada masyarakat khususnya para petani agar sementara waktu ini tidak menggunakan air Bengawan Solo karena masih tercemar limbah,” kata Bupati Lamongan, Fadeli usai menghadiri apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Semeru 2019 di alun-alun Lamongan, Kamis (19/12/2019).
Surat itu, lanjut Fadeli juga sudah disampaikan kepada beberapa camat di Lamongan. Mereka diminta secepatnya memberikan sosialisasi kepada desa-desa yang petaninya menggantungkan air Bengawan untuk mengairi sawah dan budidaya ikan.
“Saat hasil uji sampel yang dilakukan Dinas Lingkungan hidup diketahui bahwa air ini tidak baik untuk sawah dan ikan. Kami pun langsung memerintahkan untuk sementara waktu masyarakat tak menggunakan air Bengawan,” Ujarnya.
Berdasarkan penelitian itu, terang Fadeli, air di Bengawan Solo tercampur zat kimia berbahaya. Ia berharap turunnya hujan pada beberapa hari terakhir bisa mengurangi kadar polutan dalam air.
“Semua tercemar limbah, semoga bisa segera hilang, selain itu, air juga mengalir dari atas ke bawah,” ujarnya.
Tak hanya itu, Fadeli menegaskan, saat ini Pemerintah bersama kelompok Himpunan Petani Pemakai Air (HIPA) juga bakal mencari solusi yang tepat untuk menanggulangi persoalan ini.
“Tentunya kita akan mencari solusi terbaik karena sebagian petani juga sudah ada yang mulai tanam padi. Mungkin bisa mengandalkan air hujan terlebih dahulu, sembari menunggu kualitas air di Bengawan Solo kembali normal,” tegasnya.
Direktur PDAM Lamongan, Ali Mahfud sebelumnya juga sudah menegaskan jika air sungai Bengawan Solo masih mengalami perubahan warna dari jernih menjadi hitam kecoklatan. Ia menduga air tersebut tercemar limbah tekstil akibat pembuangan limbah yang berada di Sungai Samin. Anak sungai Bengawan Solo.
“PDAM juga menetralisir air yang bercampur limbah tekstil itu dengan memberikan kaporit lebih banyak dari ukuran sebelumnya,” Katanya menandaskan. (aju/zen/yan)