Berita
Hasil Rapid Tes Positif Belum Tentu Terinfeksi Corona, Bisa Virus Lain
Memontum Bangkalan – Rapid tes yang banyak dilakukan berbagai lapisan masyarakat saat ini membawa dampak ketakutan berlebih. Padahal, rapid tes sendiri bukanlah penentu seseorang terinfeksi virus atau tidak.
Menurut dokter Catur Budi Keswardiono, rapid tes merupakan langkah pemeriksaan awal untuk mengetahui respon antibodi seseorang terhadap adanya hal asing yang menginfeksi tubuh.
Menurutnya, antibodi seseorang dapat melemah dan menurun. Sehingga, ketika kondisi badan sedang menurun kerja antibodi meningkat untuk menjaga tubuh dari serangan virus atau penyakit.
“Jadi, antibodi itu akan terbentuk ketika suatu penyakit atau virus masuk ke dalam tubuh. Agar tubuh tidak kalah dari virus atau penyakit itu, maka antibodi berperang untuk melindungi tubuh,” ucapnya, Kamis (23/4/2020).
Ia mengatakan, dari pembentukan antibodi itulah seseorang bisa mendapatkan penanganan lanjutan. Dalam kasus pandemi ini, diperlukan tes swab tenggorokan atau pengambilan cairan tenggorokan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
“Ketika antibodi itu terbentuk, artinya antibodi sedang melakukan perlawanan. Dari situlah kita lakukan pemeriksaan lanjutan. Virus atau penyakit apa yang sedang dilawan oleh antibodi ini. Maka tes swab diperlukan,” lanjutnya.
Dari tes swab/PCR tersebut, nantinya diketahui antibodi reaktif terhadap virus atau penyakit tertentu. Sehingga, hasil tes rapid yang positif tidak menentukan seseorang terinfeksi virus Covid-19.
“Ketika positif rapid, bisa jadi pasien ternyata sedang terjangkit flu biasa atau mungkin memiliki penyakit bawaan yang sedang kambuh. Jadi jangan berspekulasi kalau positif rapid berarti positif Covid-19,” ujarnya.
Ia mengatakan, dalam perkembangan virus Corona sendiri, terdapat beberapa jenis tipe virus dan yang saat ini terjadi di seluruh dunia yakni jenis Covid-19. Saat ini para ilmuwan telah meneliti virus tersebut dan terdapat 33 jenis virus Corona.
BACA : Positif Rapid Tes, Empat Anggota DPRD dan 12 Staf Sekwan Dikarantina
“Virus Corona sendiri bermacam-macam. Saat ini yang paling banyak terinfeksi jenis Covid-19 itu. Jadi masyarakat juga perlu diedukasi tentang hal tersebut agar tidak panik,” ungkapnya.
Diketahui, pembentukan antibodi untuk melawan virus Corona dapat terbentuk dalam kurun waktu 14 hari sejak waktu awal ia tertular dari penderita yang positif. Penularan tercepat seseorang dapat terpapar yakni melalui air liur ataupun cairan lain dari tubuh penderita secara langsung maupun melalui media tembok, pintu dan permukaan lain. (Isn/nhs/yan)