Pemerintahan
Kota Malang Seriusi Kehadiran Kampung RW Tangguh Covid 19, Gotong Royong Bantu Warga yang Karantina Mandiri
Memontum Kota Malang – Danrem Malang Kolonel Zaenudin, Dandim Letkol Tommy Anderson dan Tim Universitas Brawijaya yang dimotori Profesor Dr Unti Ludigdo (Ketua Satgas Covid 19 UB), Walikota Malang Sutiaji menseriusi “pelembagaan” Kelurahan (RW) Tangguh Covid 19. Salah satu yang mulai dibangun dan mengawali gerakan “Kelurahan (RW) Tangguh C19” adalah Kampung Putih, RW 06 Kelurahan Klojen Kecamatan Klojen.
“Bahasanya, ada atau tidak ada regulasi (PSBB.red), kelurahan (RW) tangguh jadi kunci membendung dan memutus mata rantai covid 19, ” ujar Sutiaji.
“Kita lakukan strategi-strategi pembendungan, melalui physical distancing, masive melakukan tracing, pendataan mobilitas orang hingga monitoring protokol covid melalui 6 pos pantau,” imbuh Sutiaji. Langkah itu dikuatkan pemikiran dari UB serta dorongan dari Danrem dan Dandim.
Sebagaimana diutarakan Kolonel Zaenudin, Danrem 083/BJ, bahwa keselamatan masyarakat jadi hukum tertinggi, sehingga semua kita harus jadi subjek maupun objek. Terlebih masih banyak mindset dan memberlakukan ini masih seperti bencana alam, fokusnya masih bicara bantuan sembako dan uang.
Oleh karenanya strategi yang kita bangun melalui gerakan kelurahan (RW, red) tangguh adalah penetapan 5 (lima) kluster langkah, meliputi :
1. Kluster Kampung Tangguh
2. Kluster Lumbung Pangan Kampung
3. Kluster Pembinaan PKL (Disasar karena rantai interaksinya yang tinggi maka perlu diintervensi, saat dirumahkan dan harus dipasok kebutuhannya),
4. Kluster Lingkungan Penyangga Pangan,
5. Kluster penanganan isolasi eks napi dan potensi kriminalitas
“Jadi bukan sekadar gerakan bagi bagi sembako di jalanan, tapi harus ada langkah sistemik penyelamatan jiwa dari ancaman covid 19, “ungkap Danrem, Zaenudin. Hal yang sama diutarakan Prof Unti dari UB, bahwa instrumen utama yang dibangun pada kelurahan (kampung) tangguh adalah keberadaan Lumbung pangan kampung, yang mencakup ketersediaan APD (Alat Pelindung Diri) setidaknya pada 3 – 5 RW, ketersediaan ruang karantina, kecukupan pangan, energi dan air. Selanjutnya instrumen berkaitan pelatihan evakuasi dan pengelolaan keamanan, didalamnya mencakup aspek medik di RS dan non medik pendukung.
“Untuk instrumen atau pilar ke 3 adalah aspek SOP Penanganan dan payung hukum lokal, ” tambah Prof. Unti.
Sementara, Sutiaji Walikota Malang menyatakan langkah penguatan penanganan pada tingkat kelurahan sudah menjadi bagian yang selama ini dilakukan. Tentu ini (gerakan kelurahan tangguh. red) akan makin menguatkan dan sistemik.
Contoh konkrit wajah kelurahan (RW) tangguh, ditunjukkan dan diperlihatkan masyarakat di kelurahan Bumiayu kecamatan Kedungkandang. Diinformasikan Camat Kedungkandang, Doni Sandito, warga masyarakat secara bergotong royong memberi bantuan untuk kebutuhan harian kepada warga konfirm selama isolasi mandiri.
“Kami bersyukur warga kami tidak antipati, dan juga tidak muncul stigma negatif kepada warga terdampak. Ini kekuatan tersendiri, karena masyarakat jadi ikut aktif melakukan monitoring dengan tetap berpegang pada nilai nilai kebersamaan dan empati sosial,” tutur Doni disela sela penyampaian bantuan asupan harian (30/4/2020). (*/yan)