SEKITAR KITA
Kota Tua Kalianget sebagai Pusat Peradaban di Madura
Kompleks Perumahan Berarsitektur Eropa Modern
Memontum Sumenep – Menelusuri jejak-jejak sejarah Kota Tua Kalianget di Kabupaten Sumenep tentu saja tidak akan pernah terlepas dari bangunan bersejarah di Kecamatan Kalianget, areal Kantor Pusat PT Garam Sumenep. Banyak bangunan peninggalan sejarah yang membuktikan bahwa Kalianget pernah berjaya.
Budayawan Sumenep Ibnu Hajar membeberkan kemajuan Kecamatan Kalianget yang ditandai dengan berdirinya bangunan Pabrik Garam Briket semasa Pemerintahan Hindia Belanda. Madura yang saat itu kental dengan bangunan joglonya yang menghadap ke selatan, justru di Kalianget sudah berjejer bangunan berupa kompleks perumahan berasitektur modern pertama di Madura atau bahkan bisa saja di Jawa Timur.
“Julukan Kota Tua Kelianget menandakan jika pernah terjadi masa kejayaan di areal pabrik Garam Briket Kalianget. Di saat daerah lain masih bernuansa keratin atau kerajaan yang sarat berbau kultur dan kental adat budayanya, tapi di Kalianget saat itu sudah jauh melampaui zamannya kala itu. Terbukti, pabrik modern berdiri di Kota Tua Kalianget kala itu,” terang Ibnu.
Sejarah mencatatkan Kota Tua Kalianget meninggalkan peradaban yang luar biasa. Lanjut Ibnu, saat itu alat-alat yang digunakan masyarakat masih serba tradisional tapi Kalianget sudah menggunakan teknologi modern. Terbukti ada Lori kereta sebagai sarana trasportasi untuk mengangkut garam dan karyawan pabrik. Padahal sarana transportasi Madura kala itu masih mengandalkan dokar atau yang lebih keren disebut Delman di kalangan Hindia Belanda kala itu.
Itu sebuah tuntutan prasejarah modern di abad 19 kala itu. Dengan dibangunnya pabrik garam briket Kalianget membuktikan bahwa layak Kalianget menyandang julukan Kota tua. Sebab telah terjadi kemajuan pesat diantaranya dibangunnya Gedung Pembangkit Listrik, Pabrik Garam Briket, kompleks perumahan berarsitektur Eropa, lori kereta, pelabuhan dan kapal pengangkut garam.
“Sekali lagi saya mau katakan bahwa di Kota Tua itu telah terjadi pusat peradaban kala itu. Indikasinya jadi pusat perdagangan, pusat industri garam, pusat ekspor garam dan lain sebagainya. Karena industri garam yang dimiliki Belanda pada saat itu, sehingga prakemerdekaan, Belanda berupaya mencengkramkan kekuasaan ekonominya dalam hal ini tentang garam,” terang budayawan berskala nasional ini. (adv/edo)