Pemerintahan
Wali Kota Batu Launching Songgoriti Jadi Kampung Konservasi
Sebagai kawasan konservasi alam menuju wisata sehat
Memontum Kota Batu – Untuk kesekian kalinya, kawasan wisata Songgoriti,
mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah Kota Batu. Kali ini, kawasan tersebut diproklamirkan menjadi Kampung Konservasi di Kota Batu. DLH Kota Batu dan Among Tani Foundation (ATF), menyandangkan predikat saat perhelatan bertema ‘The Legend of Songgoriti’, Minggu (13/12) tadi.
Rangkaian pelaksanaan sendiri, diawali dengan kegiatan senam pagi dan dilanjutkan dengan jalan sehat pada pukul 07.00. Tidak kurang sekitar 200 peserta, turut ambil bagian dalam pelaksanaan itu.
Peserta yang akan berpartisipasi, sebelumnya harus mengunduh aplikasi Batu Tracking 19. Setelah melakukan registrasi, muncul barcode yang nantinya akan dipindai oleh panitia.
Usai jalan sehat, kegiatan diteruskan dengan kegiatan penanaman pohon cemara sebanyak 370 batang pohon di dekat BBPP Kota Batu. Serta, pelepasliaran satwa burung sebanyak 144 ekor burung beragam spesies di Pine Park, yang dikelilingi dengan tanaman Pohon Pinus. Satwa yang akan dilepasliarkan, dipilih sesuai dengan habitat endemiknya.
Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan, mengatakan bahwa konsep yang ditanam di Songgoriti, akan diperluas ke desa atau kelurahan lainnya. Desa Sumber Brantas, menjadi kawasan ke dua yang akan dibuat Kampung Konservasi.
Konsep ini lebih difokuskan pada wilayah-wilayah yang berbatasan dengan kawasan hutan. Menurutnya, Desa Sumber Brantas, sangat perlu tanaman tegakan untuk memecah angin agar menekan dampak kerugian dari terpaan angin kencang yang pernah terjadi pada akhir 2019 lalu.
“Perlu aksi nyata untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Dan melarang perburuan satwa di kawasan konservasi agar tak merusak ekosistem,” terang Aries.
Saat pencanangan Kampung Konservasi Songgoriti, juga dilakukan pula penandatanganan komitmen kawasan konservasi yang dilakukan oleh pengurus lingkungan, Kelurahan Songgokerto dan Forkompimda.
Aries menambahkan, perlu penguatan dari masyarakat setelah ada dorongan dari pemerintah. Gerakan konservasi harus dilakukan secara berkesinambungan tak hanya sebatas seremonial semata.
“DLH mendampingi komitmen yang diikrarakan elemen masyarakat. Konservasi harus memberi manfaat dampak ekonomi melalui pemanfaatan kawasan hutan,” tambah Aries.
Lebih lanjut Aries mengatakan, pengembangan kawasan Songgoriti berbasis konservasi lingkungan bagian dari pelaksanaan amanat UU nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolalan lingkungan hidup serta visi misi kepala daerah.
Ditetapkannya Songgoriti sebagai Kampung Konservasi, diharapkan bisa memberi perlindungan dan pelestarian hutan. Dan memberi dampak manfaat secara ekonomi dalam bentuk pemberdayaan masyarakat memanfaatkan kawasan hutan.
“Dengan harapan, juga bisa menarik kunjungan wisatawan dan memberi dampak ekonomi, terlebih untuk pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19,” tambah mantan Camat Batu itu.
Walikota Batu, Dewanti Rumpoko, yang hadir dalam acara itu, mengharap destinasi wisata Songgoriti, menononjolkan pelestaraian ekologi. Sehingga, ada wajah baru Songgoriti, yang disuguhkan kepada pengunjung atau wisatawan.
Dewanti mengatakan, gerakan semacam ini harus diteruskan. Apapun yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan harus berkesinambungan dengan partisipasi dari segala elemen.
“Harapannya ada manfaat, ada daya wisata di Kota Batu, dengan lingkungan bersih, udara sejuk dan sehat. Di Songgoriti ini seperti potongan surga. Mari kita jaga agar tetap asri dan sejuk,” lanjut dia.
Dalam gerakan konservasi, selain ada kelembagaan, terpenting ialah edukasi kepada masyarakat. Pemahaman ini harus diberikan sedini mungkin. Untuk itu, pihaknya akan memasukkan materi ini dalam muatan lokal pembelajaran di tingkat sekolah.
“Kesadaran pentingnya pelestarian lingkungan harus diberikan sedari dini. Agar kelak, ada nilai yang terinternalisasi dalam diri masyarakat,” urai dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arif As Siddiq, sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Apalagi, Songgoriti merupakan salah satu destinasi wisata yang penuh dengan sejarah serta tempat yang sangat indah.
“Songgoriti adalah tempat yang sangat penting bagi Kota Batu, disini ada candi peninggalan kerajaan masa lampau yang perlu untuk di lestarikan, adat budaya yang luhur, untuk itu Dinas Pariwisata akan berusaha menata kembali kawasan candi,” terangnya.
Saat diwawancarai memontum terkait lokasi candi yang merupakan aset milik Kabupaten Malang, Arif menjelaskan, bahwa akan melakukan komunikasi serta koordinasi dengan pihak terkait.
“Ya memang lokasi candi berada pada aset milik Pemkab Malang namun kami akan melakukan komunikasi serta koordinasi dengan berbagai pihak termasuk kepada Pemkab Malang, Dinas Pariwisata Provinsi dan pihak (Badan Pelestarian Cagar Budaya) BPCB Trowulan supaya bisa dikembalikan pada bentuk semula (dipugar)dan dibuat kan agenda pariwisata disana,” paparnya. (bir/cw2/sit)