SEKITAR KITA
Atap Plafon Bangunan Puskesmas Beji Senilai Rp 5,5 Miliar Jebol, Padahal Baru Setahun Digunakan
Memontum Kota Batu – Baru sekitar setahun difungsikan, atap bangunan plafon Kantor UPT Puskesmas Beji di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, sudah jebol.
Pembangunan kantor yang menelan anggaran sekitar Rp 5,5 Miliar atau Rp 6,2 miliar dari Pagu di tahun 2019 itu, kontan menyisakan lubang menganga di dua ruangan berbeda.
Pertama, atap plafon di ruang staf dengan lebar sekitar 1 meter dan panjang 2 meter. Kejadian tersebut, berlangsung pada 3 Desember 2020. Kemudian, atap plafon di ruang kepala tata usaha, pada Rabu (07/01) sore lalu.
Penjaga UPT Puskemas Beji, Keristio (35), menyampaikan bahwa kerusakan atap plafon diduga karena genteng yang bocor dan membuat air hujan menggenang pada plafon tersebut. Dari situ, diduga air menggenang sehingga mengakibatkan kerusakan alias jebolnya atap.
“Sebelum ambrol, mungkin karena awalnya ada genteng yang bocor. Sehingga, air jatuh ke plafon. Lama kelamaan, atap pun kemudian menjadi jebol. Beruntung, saat kejadian tidak ada korbannya,” kata penjaga UPT, Sabtu (09/01) tadi.
Ambrolnya plafon, kontan membuat sebagian ruang tidak bisa difungsikan. Sementara akibat kejadian itu, membuat alat elektronik UPT, pun rusak karena tertimpa matrial plafon. Sedangkan beberapa ruang lain, diperoleh informasi juga terjadi rembesan saat hujan turun.
Anggota Komisi C DPRD Kota Batu, Didik Machmud, saat dikonfirmasi sangat menyayangkan kejadian itu. Mengingat, perbaikan gedung baru dilakukan di tahun 2019. Artinya, baru setahun digunakan, sudah mengalami kerusakan.
“Tentu saja, saya sangat menyayangkan kejadian di UPT Puskesmas Beji. Apalagi, saat itu anggaran rehabilitasi gedungnya, menelan biaya yang tidak sedikit,” ujarnya.
Pria yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kota Batu itu menambahkan, bagaimana sistem perencanaan dan pengawasan selama rehabilitasi gedung dilakukan, layak dipertanyakan. Mengingat, ruangan yang mengalami kerusakan atau jebol, bukan satu titik. Namun, ada di lantai bangunan berbeda.
“Ini perlu dipertanyakan bagaimana perencanaan dan pengawasannya,” tegas Didik.
Sekedar diketahui, untuk rehab bangunannya sendiri, awalnya hanya dua lantai dan kemudian menjadi tiga lantai. Dalam bangunan, dilengkapi dengan sarana tempat ibadah atau mushola.
Sedangkan, UPT Puskesmas Beji, termasuk satu-satunya dari lima puskesmas yang terakreditasi Utama. Sementara sisanya, terakreditasi Madya. (cw2/sit)