Hukum & Kriminal
BPBD Sebut Wilayah Sekitar DAS Rawan Longsor
Memontum Kota Malang – Musim penghujan membuat Kota Malang dilanda bencana. Tidak hanya banjir, namun juga bencana longsor. Bahkan longsor yang terjadi Senin (18/01) kemarin di Perumahan Griya Sulfat, hingga menghanyutkan warga.
Berkaitan dengan itu, Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Alie Mulyanto, meminta masyarakat untuk berhati-hati. Pasalnya, semua wilayah di DAS (Daerah Aliran Sungai) rawan longsor.
“Semua wilayah se Kota Malang, sepanjang DAS itu rawan longsor. Ada beberapa titik yang kami petakan,” jelasnya, pada Selasa (19/01) tadi.
Titik tersebut, jelasnya, antara lain mulai dari Penanggungan, Oro-Oro Dowo, Tlogomas, hingga ke timur yaitu Gadang, dan Kebonsari. Alarm EWS (Early Warning System) yang dimiliki BPBD, pun semua menyala. Titik yang ditunjukkan EWS seperti di Bareng, Sudimoro, Bukit Barisan dan Sawojajar.
“Di titik tersebut, EWS kita nyala semua. Karena memang info dari BMKG (Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika), ada peningkatan curah hujan karena La Nina,” ungkapnya.
Peningkatan tersebut, ujar Alie, terdapat indeks curah hujan mencapai 40 persen. Yang artinya apabila biasanya ketinggian hanya 1 meter, saat ini naik hingga 1.4 meter.
“Jadi intensitas dan durasi hujan ada peningkatan. Intensitas hidrometrologi, jadi air hujan akan turun secara luar biasa. Dan nanti puncaknya hingga bulan Februari,” papar Alie.
Dirinya turut menambahkan, sejak awal tahun sudah ada lebih dari 3 titik longsor di Kota Malang. “Awal tahun ada beberapa titik longsor. Yaitu di Oro-Oro Dowo, Bandulan, Muharto, Bunulrejo, Janti, dan Kemantren. Itu titik-titik rawan sekali, karena posisi mepet sungai, pokoknya daerah yang disekitar DAS itu rawan semua,” tegasnya. (cw1/ed2)