SEKITAR KITA
RSSA Malang Mulai Vaksin 3.223 Nakes
Memontum Kota Malang – Vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan (Nakes) mulai berlangsung dibeberapa Fasyankes (Fasilitas Layanan Kesehatan). Jumat (29/1) pagi, giliran RSSA Malang, yang menggelar vaksinasi untuk tenaga kesehatan (Nakes).
Berdasar keterangan Direktur RSSA, dr. Kohar Heri Santoso jumlah nakes yang akan divaksin sebanyak 3.223.
“Tenaga yang ada di lingkungan RSSA sebanyak 3.223. Nanti tim akan bergerak mungkin ada yang tidak lolos karena gagal memenuhi tahap screening,” ungkapnya.
Proses vaksinasi nakes RSSA rencananya akan berlangsung secara terus menerus selama 5 hari. Untuk penerima vaksin pertama di lingkup RSSA adalah jajaran direksi.
“Tadi pertama Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan, dr. Syaifullah Asmiragani. Disusul penerima kedua Wadir Umum dan Keuangan, H. Henggar Sulistiarto. Setelah itu disusul nakes, jumlahnya sekitar 600 untuk hari ini,” beber pria yang akrab disapa dr. Kohar itu.
Pelaksanaan dilakukan oleh 40 vaksinator dan terdapat 18 ruang guna mempercepat proses vaksinasi.
Disisi lain, Wadir Pelayanan Medik dan Perawatan, dr. Syaifullah Asmiragani, menceritakan bahwa belum ada reaksi atau efek samping parah setelah menerima vaksin.
“Tapi saya harus tunggu sampai 30 menit, kan ini baru 10 menitan ya. Lalu saya juga menerima sertifikat, untuk memastikan saya menerima vaksin berikutnya,” jelasnya.
Lanjut dr. Syaifullah, jika nanti dirinya merasakan efek samping yang tidak terkendali atau parah, dia akan langsung menghubungi nomor hotline WhatsApp tim vaksinator.
“Saya akan jelaskan apa yang dirasakan, gejala-gejalanya apa. Sebelumnya pasti disuruh menyampaikan NIK (Nomor Induk Kependudukan),” terangnya.
Kemudian vaksinator yang menerima data keluhan penerima vaksin akan membuat catatan dari vaksinasi atau yang biasa disebut KIPI.
Baca Juga: Usai Vaksinasi, Gilang Widya Mengaku Tangannya Pegal, Wawali Ngaku Badannya Sumer
Sosialisasi juga sudah digalakkan untuk nakes yang bekerja di RSSA berkaitan dengan vaksinasi yang berlangsung hari ini.
“Jumlah 3000 an belum total seluruh pegawai, tapi itu yang sudah masuk dalam rqta SI-SDMK (Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan). Tapi semua pegawai sudah kami input datanya, namun karena jumlah yang diterima terbatas, maka kami buat kebijakan mana yang harus diutamakan,” terangnya. (cw1/sit)