Pemerintahan
Presiden RI Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen di Kuartal II, Ini Respon Wali Kota Sutiaji
Memontum Kota Malang – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menargetkan ekonomi nasional kuartal II, tumbuh sebesar 7 persen. Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Malang, Sutiaji, mengaku optimis dengan arahan atau target Presiden RI.
“Kemarin (17/05) sewaktu rapat koordinasi (rakor) bersama Pak Presiden, beliau menyampaikan target pertumbuhan ekonomi nasional 7 persen di kuartal II. Agak kaget memang, saya waktu itu,” ungkap Wali Kota, Selasa (18/05).
Baca juga:
- Di 10 Merchant Ini Kamu Bisa Pakai Ultra Voucher Gift Card Sebagai Alat Pembayaran
- Ajang Top BUMD Award 2021, Bupati Trenggalek Dinobatkan jadi Top Pembina
- Diguyur Hujan Lebih Dari 10 Jam, Gedung Balai RW Pandanwangi Ambruk
Namun, orang nomor satu di Kota Malang itu, percaya bahwa Presiden memberi target berdasarkan data konkret yang dimiliki.
“Optimis saja, kalau Pak Presiden menarget segitu, kan pasti beliau sudah punya data yang konkret kalau kita mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen. Karena sejatinya, pertumbuhan nasional itu kan akumulasi dari pertumbuhan daerah,” ungkapnya.
Dikatakan Sutiaji, Provinsi Jawa Timur adalah pendongkrak ekonomi nasional, dan Malang Raya adalah pendongkrak pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
“Sehingga logikanya, pertumbuhan ekonomi kita paling tidak harus 8 persen. Tapi saya tidak menargetkan, itu hanya sekedar logika saja. Tapi pasti kita upayakan,” terangnya.
Namun pihaknya menekankan untuk tetap berhati-hati, jangan mengejar ekonomi tinggi sementara protokol kesehatan (Prokes) rendah.
“Inikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro masih terus diperpanjang sampai teratasinya pandemi. Jadi sedikit-sedikit kran perekonomian kita buka, tapi tetap prokes sambil percepatan vaksin,” urai Sutiaji.
Terakhir pemilik kursi N1 berpendapat, bahwa salah satu penyebab turunnya perekonomian adalah tidak sesuainya antara permintaan dan penawaran. Sehingga pihaknya juga harus mencari cara bagaimana mengkomunikasikan dua hal tersebut.
“Saya kira lebih dari 50 persen problemnya karena itu. Jadi sekarang bagaimana kita mampu mengkomunikasikan dan mendekatkan antara konsumen dan produsen. Untuk kondisi saat ini ya IT yang jalan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dikuatkan,” terang Sutiaji. (mus/ed2)