SEKITAR KITA
DBD Meningkat, Kepala Puskesmas Panarukan Situbondo Himbau Masyarakat Aktif Bersihkan Rumah
Memontum Situbondo – Peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kecamatan Panarukan, Situbondo menjadi perhatian Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Panarukan. Dalam catatan PKM Panarukan setengah semester ini, kasus DBD sudah melebihi batas yakni sebanyak 48 kasus DBD, Rabu (23/06).
Untuk itu, masyarakat diminta mewaspadai penyakit yang disebabkan, gigitan nyamuk Aedes Aegypti, dengan cara mengubur barang bekas, menguras bak mandi dan membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk tersebut.
Baca Juga:
- PT Balad Group Bersiap Garap Budidaya Lobster di Gugusan Teluk Kangean
- November Ini PT Tamami Grup Segera Operasionalkan Penambangan di Situbondo
- Pegiat Anti Korupsi Situbondo Blak-blakan Dukung Paslon Karna-Khoirani
Keterangan yang disampaikan Kepala PKM Panarukan, dr Imam Haryono, menjelaskan di setengah semester ini, peningkatan kasus DBD cukup tinggi. Hal ini dipicu adanya peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
“Saya imbau kepada masyarakat untuk waspada dengan kasus DBD. Bersihkan rumahnya masing-masing, jangan menunggu kader untuk mencari jentik nyamuk tersebut. Kuras bak mandi secara rutin, kubur barang-barang yang tidak terpakai dan kuras genangan-genangan yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk demam berdarah,” imbau dr Imam Haryono usai mengikuti Lokakarya mini Lintas Sektor di ruang pertemuan PKM Panarukan.
Lebih lanjut, dr Imam Haryono menjelaskan, apabila kasus DBD itu diakumulasi sejak Januari hingga April 2021, jumlah ada 48 kasus. Jumlah ini, lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 lalu, yang mencapai dibawah batas rendah kasus.
“Ketika lihat data itu angkanya lebih tinggi dari tahun lalu. Artinya sudah melebihi batas. Oleh karena itu, saya himbau masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan kasus DBD di wilayah Kecamatan Panarukan, mudah-mudahan di setengah semester kedepan kasus DBD dapat turun,” jelas dr Imam.
Pemerintah, sambung dr Imam, menyediakan layanan pengasapan atau fogging salah satu usaha dari tim kesehatan untuk menurunkan penularan virus DBD tersebut, tapi disarankan tidak sering memanfaatkan layanan fogging tersebut dan itu ada jatah mengingat setengah semester saja sudah melampaui batas oleh karenanya pihak PKM Panarukan meminta bantuan dari desa masing-masing membantu memikirkan cara untuk melakukan foging, karena dirasa foging kurang efektif. “Gerakan membasmi jentik nyamuk yang efektif yakni melakukan satu rumah satu jumantik. Satu orang di rumah ditunjuk untuk mengurusi kebersihan rumah, sehingga bisa dipastikan dan yakin tidak ada jentik nyamuk yang bersarang di rumah tersebut,” sarannya. Menurut dr Imam Hariyono, kasus DBD yang tertinggi ada di Desa Sumberkolak dengan jumlah 14 kasus. “Mari kita bersama-sama kembali ke gerakan membersihkan rumah masing-masing agar terhindar dari kasus demam berdarah,” ajak dr Imam. (her/ed2)