Kota Malang
PTMT Hari Pertama SD dan SMP, Kadikbud Kota Malang Tinjau Dua Sekolah
Memontum Kota Malang – Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di Kota Malang bagi jenjang SD dan SMP dimulai Senin (06/09) ini. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang, Suwarjana, meninjau langsung terselenggaranya PTMT di dua tempat, yakni SMPN 5 Malang dan SMPN 8 Malang.
“Sesuai apa yang jadi ketentuan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dan Pemerintah Pusat, kami akhirnya menggelar PTMT dengan protokol kesehatan (prokes) ketat. Pembelajaran maksimal hanya 50 persen kehadiran dan maksimal sampai pukul 11.30,” ungkap Suwarjana.
Baca Juga:
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Sekda Kota Malang Soroti Tingginya ASN Muda yang Tidak Lolos BI Checking di Pengajuan Kredit Perumahan
- Pemkot Malang Dorong ASN Manfaatkan Program Tapera untuk Kepemilikan Rumah
Pada kedua sekolah, di SMPN 8 Malang hanya satu siswa yang tidak masuk karena sakit, dan untuk SMPN 5 Malang seluruh siswa yang terjadwal untuk PTMT tidak ada yang ijin.
“Saya selalu sampaikan kepada guru maupun orang tua siswa, jangan dipaksakan sekolah kalau kurang sehat. Kita tidak boleh gegabah menjalankan PTMT di masa pandemi ini,” tegasnya.
Selain tak memaksakan siswa hadir saat kondisi kurang fit, Dikbud Kota Malang juga membebaskan ketentuan seragam.
“Mohon maaf, saat ini ekonomi turun imbas pandemi. Jadi yang siswa baru tidak sempat menjahitkan atau tidak punya uang beli seragam, ya pakai bebas rapi saja. Bagi jenjang atasnya, mungkin karena sudah lama di rumah, badannya melebar sehingga seragamnya tidak muat, ya itu juga kami beri kelonggaran. Kami paham dan memaklumi, pandemi ini pasti membuat perekonomian para orang tua terganggu,” paparnya.
Terakhir, Suwarjana menekankan, ijin dari orang tua untuk anaknya mengikuti PTMT sangat diperlukan.
“Meski 99.9 persen orang tua menginginkan PTMT, kami tetap butuh persetujuan dari orang tua. Itu wajib, sekalipun anaknya sudah tervaksin, surat persetujuan dari orang tua untuk mengikuti PTMT pun tetap diperlukan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 8 Malang, Anny Yulistyowati SPd MM, menjelaskan bahwa sebelum pelaksanaan PTMT dilakukan, pihaknya sudah memberikan panduan ke orang tua dan siswa.
“Kami sudah menyampaikan panduan PTMT ke orang tua dan siswa. Sehingga mereka tau Standart Operasional Prosedur (SOP) apa saja yang diterapkan, dan itu sangat terinci,” ujarnya.
SMPN 8 pun juga menerapkan prokes 6M, Memakai masker double, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Mengurangi mobilitas, Menghindari kerumunan, dan Menjaga imun.
“Selain itu, sesudah siswa pulang, petugas sekolah segera membersihkan ruang kelas. Jadi tidak ada piket anak-anak. Setelah bersih, kita semprot disinfektan,” tambahnya.
Ia percaya PTMT di SMPN 8 Malang bisa terlaksana dengan lancar dan sukses. Pasalnya, ia bersama tenaga pendidik lainnya telah membuat simulasi PTMT berupa video yang dibagikan ke seluruh siswa. “Jadi anak-anak tidak kesulitan prokes,” terang Anny. (mus/ed2)