Kota Malang
Tinjau Tes CPNS di Hari Pertama, Wali Kota Malang Temukan adanya Kendala Peserta
Memontum Kota Malang – Seleksi penerimaan CPNS di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mulai digelar Senin (06/09). Bertempat di Gedung Islamic Center, tes yang diikuti sebanyak 4.248 peserta selama 5 hari ini ditinjau langsung oleh Wali Kota Malang, Sutiaji.
Berdasarkan pantauannya, orang nomor satu di Kota Malang itu menemui beberapa kendala di hari pertama.
Baca Juga:
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Hujan Deras Disertai Angin Kencang Sebabkan Pohon Tumbang di Dua Lokasi Kota Malang
- Kelanjutan Proyek WTP, Sekda Kota Malang Tegaskan Tunggu Persetujuan Lingkungan
“Tadi sempat terjadi trouble ketika akses pin. Itu kan terconnecting di dua sisi, disini dan di pusat. Kalau di kita jaringannya kuat dan tidak ada masalah, jadi kemungkinan problem di pusat,” terang Sutiaji.
Ia juga sempat mengevaluasi estimasi waktu yang dibutuhkan dalam proses akses pin.
“Tadi saya lihat timer untuk akses pin, per satu orang ternyata butuh waktu sekitar 1 menit. Ini ada 6 jalur untuk akses pin,” tambahnya.
Sehingga dari total 350 peserta pershift , dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk akses pin guna mengikuti tes.
“Insyaallah nutut lah dan tidak mengurangi jatah waktu yang sedang tes. Karena pesrta yang tes di dalam diberikan waktu kan 100 menit, lalu shift berikutnya butuh waktu 60 menit untuk akses pin. Jadi ada tenggang waktu,” terangnya.
Berkaitan dengan kendala jaringan di pusat, Sutiaji mengaku tidak bisa berbuat banyak.
“Ya yang namanya jaringan kita tidak tau. Tapi yang jelas, kalau sistem disini memang saya minta sedemikian rupa tidak menghambat,” sambungnya.
Kendala kedua yang sempat ditemui Wali Kota berkacamata itu ialah terkait foto masing-masing peserta di kartu tanda peserta.
“Memang ada kendala di kartu tanda peserta. Biasanya mereka ketika daftar, fotonya diedit atau terlalu kecil resolusinya, sehingga tidak tertangkap monitor,” jelasnya.
Ketika para peserta yang alami kendala tersebut dimintai keterangan, mereka mengaku tidak mendapat arahan untuk sanggahan.
“Jadi difikirnya tidak masalah, karena tidak ada sanggahan,” imbuh Sutiaji.
Namun, pada akhirnya peserta tersebut bisa dan diperbolehkan masuk oleh panitia.
Lanjut Sutiaji, peserta berasal dari berbagai wilayah, tidak hanya Malang Raya saja. Bahkan ada beberapa peserta disabilitas mengikuti seleksi CPNS.
“Tadi ada yang tunanetra. Berdasarkan laporan, kita buka 5 formasi untuk penyandang disabilitas, dan yang daftar ada 7. Semoga hasilnya maksimal,” harapnya.
Disinggung masalah joki CPNS, politisi Partai Demokrat itu menegaskan bahwa tes saat ini sudah lebih ketat. “Saya kira yang pakai joki akan susah ya, karena ada verifikatornya. KTP discan, kartu discan, orangnya dilihat, jadi ada 3 lapis,” kata Sutiaji. (mus/ed2)