Pemerintahan
Tinjau PTMT Kota Malang, Wali Kota Sutiaji Imbau Sekolah Sediakan Tabung Oksigen dan Oksimeter
Memontum Kota Malang – Memasuki hari ketiga Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), Wali Kota Malang, Sutiaji, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang, Suwarjana, dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif, melakukan tinjauan ke beberapa sekolah. Adapun SDN 1 Purwantoro dan SMP Negeri 5 Malang menjadi sasaran kunjungan mendadak Wali Kota Sutiaji bersama jajarannya.
Dari pantauannya, Sutiaji mengatakan bahwa secara umum protokol kesehatan (prokes) sudah diterapkan dengan baik.
Baca juga:
- Kelanjutan Proyek WTP, Sekda Kota Malang Tegaskan Tunggu Persetujuan Lingkungan
- Pendapatan Pajak Kota Malang Triwulan III Lampaui Target, PBJT Mamin dan BPHTB di Angka Lebih 60 Persen
- Sekda Kota Malang Soroti Tingginya ASN Muda yang Tidak Lolos BI Checking di Pengajuan Kredit Perumahan
“Alhamdulillah secara umum sudah bagus, prokes telah tertata baik. Namun memang ada beberapa siswa yang absen tidak bisa mengikuti PTMT karena beberapa alasan, seperti tidak diijinkan orang tua, dan sakit. Tapi tidak masalah, saya tekankan jangan memaksakan untuk masuk,” ujar Sutiaji.
Tak hanya memantau proses pembelajaran di kelas-kelas, pemilik kursi N1 itu juga meninjau ruang UKS di kedua sekolah. Menurutnya, sarana prasarana penunjang kesehatan sangat perlu di masa pandemi saat ini.
“Saya intruksikan kepada Dikbud dan Dinkes untuk kerjasama kolaborasi membuat manual di UKS,” tegasnya.
Orang nomor satu di Kota Malang itu menjelaskan bahwa tiap sekolah harus dibekali minimal 1 oksigen.
“Saya minta sekolah-sekolah di bawah koordinasi Dikbud, nanti manualnya dari Dinkes. Silahkan setelah ini Dikbud rakor bersama seluruh kepala sekolah nanti dilakukan pengadaan tabung oksigen. Supaya kalau sewaktu-waktu ada siswa yang perlu bantuan, kita siap,” sambungnya.
Selain itu Wali Kota berkacamata tersebut juga meminta tiap sekolah untuk menyiapkan oksimeter. Hal tersebut penting untuk mengecek kadar yang ada pada tubuh.
“Saya minta ada kerjasama dengan puskesmas dilakukan pengecekan kesehatan secara reguler. Misal, hari ini kelas berapa, besok gantian dicek. Karena kegiatan PTMT ini menjadi komitmen utama kita, maka harus dikuatkan,” tandasnya.
Sementara itu, berkaitan dengan pengadaan oksigen dan oksimeter, Kepala Dikbud Kota Malang, Suwarjana, mengaku masih akan mengkaji lebih dalam.
“Kami tidak ingin ambil langkah gegabah, jadi akan koordinasi dengan Dinkes. Setelah itu mengkaji anggarannya harus kami ambilkan dari mana. Karena kalau sudah bilang anggaran kan tidak serta merta, jangan sampai kita salah,” jelasnya.
Berkaitan dengan jumlah tabung oksigen, ia senada dengan Wali Kota Sutiaji, yaitu menyediakan satu tabung untuk satu sekolah.
“Kalau oksimeter kita harapkan satu kelas ada satu. Karena kan murah, tidak begitu mahal,” sambungnya.
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah (Dispussipda) itu berharap sekolah swasta juga bisa menyiapkan oksigen dan oksimeter.
“Swasta kami harapkan juga seperti itu, karena kalau SMP kan rata-rata siswanya agak banyak. Bosnas dan Bosdanya juga banyak, jadi mungkin bisa diambilkan dari situ. Tapi saat ini akan kita kaji dulu untuk oksimeter sama tabung oksigen,” kata Sutiaji. (mus/ed2)