SEKITAR KITA
Serapan Garam Rendah, PT Garam Sumenep Digoyang Unjuk Rasa
Memontum Sumenep – Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sumenep, menggelar aksi unjuk rasa ke Kantor PT Garam (Persero) Kalianget Sumenep, Rabu (10/11/2021). Aksi unjuk rasa itu, dilakukan untuk menyuarakan keluh kesah petani garam di Kabupaten Sumenep, akibat serapan garam di PT Garam, dinilai rendah.
Menurut Ketua PC PMII Sumenep, Qudsiyanto, mengatakan rendahnya serapan garam di PT Garam Sumenep, berimbas terhadap anjloknya harga. Hal itu, membuat petani garam menjerit di tanah maritim yang kaya akan bahan dasar garam. Padahal, garam merupakan sumber utama pendapatan warga di Kabupaten Sumenep, khususnya di pesisir.
Baca juga:
- Pj Wali Kota Malang Terima Kunjungan Studi Lapangan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Kemendagri
- Antisipasi Sengketa Aset, BKAD Sebut Perlunya Kesadaran dan Pelibatan Masyarakat
- Sosialisasi Perubahan Permendagri Soal BMD dan Aset, Pj Wali Kota Malang Ingatkan Kehati-hatian dan Tertib
“Hasil produksi garam milik petani pada setiap musimnya, dibeli dengan harga yang sangat rendah. Sehingga, tidak cukup untuk biaya makan saja,” terangnya.
Menurutnya, saat ini serapan garam tidak sesuai dengan produksi garam rakyat. Pabrikan hanya melakukan serapan 40 persen dari produksi garam rakyat. Dengan itu, pihaknya meminta agar yang bersangkutan peduli terhadap petani. Jangan hanya sibuk memikirkan produksinya sendiri.
“Serapan garam di Kabupaten Sumenep tahun 2021, hanya mencapai 40 persen dari produksi garam rakyat,” jelasnya.
Selang beberapa waktu, perwakilan dari perusahaan menemui massa aksi dan menyampaikan bahwa Dirut PT Garam, sedang tidak berada ditempat. Sebab, sedang rapat dengan DPRD Kabupaten Pamekasan. Kendati demikian, pihaknya berjanji untuk mengakomodir aspirasi mahasiswa.
“Perusahaan siap berdiskusi dan menghadiri forum yang representatif. Apa yang ditanyakan akan kami jawab disitu,” ujarnya.
Pantauan di lokasi, dalam aksinya mahasiswa membentangkan puluhan poster. Salah satunya bertuliskan ‘PMII Menggugat Harga Garam Disunat’. Dalam aksi ini, mahasiswa sempat geram terhadap pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Sebab, dalam aksinya mahasiswa dikawal ketat dengan dihadang menggunakan kawat berduri. Bahkan, beberapa kali massa aksi sempat menarik kawat berduri senada berteriak agar kawat berduri dilepas oleh kepolisian. (dan/edo/sit)