Kota Malang
Peringati Hari Guru Nasional, UMM Launching Tiga Buku
Memontum Kota Malang – Dalam rangka Hari Guru Nasional yang jatuh pada Kamis (25/11/2021) ini, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar peluncuran tiga buku untuk mengenang mantan Rektor UMM, Prof H Abdul Malik Fadjar MSc. Refleksi Hari Guru Nasional dengan tajuk ‘Mengenang Sang Guru Bangsa Abdul Malik Fadjar’ ini, digelar secara hybrid di Hall Dome UMM.
Wakil Rektor I UMM, Prof Dr Syamsul Arifin MSI, mengungkapkan bahwa sosok Prof Malik tidak hanya sekedar motivator. Namun, juga inspirator.
“Paling tidak, dalam perspektif saya, motivasi dan inspirasi itu berbeda. Motivasi cukup dengan melakukan pabrikasi kata-kata dan berlatih public speaking. Pak Malik lebih dari sekedar motivator, beliau inspirator,” ungkapnya.
Tanpa mengucap kata dan hanya melihat wajah, postur dan gerakan Prof Malik, sudah bisa memberikan inspirasi dan ada keinginan untuk menapaki jejak dan legacy. Dimana, menurut Prof Syamsul, salah satu warisan beliau adalah membesarkan UMM.
“Kalau boleh saya gambarkan jejak, langkah, kiprah, dan legacy mungkin bisa terpresentasikan dalam 4 diksi. Yakni history, tradisi, prestasi, dan reputasi,” sambung Prof Syamsul.
Dirinya menjabarkan, selama 57 tahun usia UMM, telah memiliki sejarah yang panjang dan memiliki tradisi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga, hal tersebut mampu menoreh prestasi dan akhirnya UMM mampu dikatakan sebagai kampus yang memiliki reputasi.
“Tentu di balik history, tradisi, prestasi, dan reputasi UMM, ada nama pak Malik Fadjar. Hari ini kita mengenang beliau supaya kita mendapat energi positif dalam meneladani ide, pikiran, dan kontribusi pak Malik,” jelasnya.
Baca juga :
- Sukses Hantarkan Penghargaan Kabupaten Malang Berpredikat ODF, Dinkes Ganti Program Jambanisasi
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
Bagi Prof Syamsul, kehadiran tiga buku yang dilaunching siang ini tidak cukup dalam mewujudkan sikap meneladani Prof Malik. “Sehingga, tugas ke depan untuk senantiasa mengeksplorasi dan mengelaborasi pikiran serta tindakan pak Malik yang menginspirasi kita semua. Insyaallah, dengan kehadiran Pak Malik, merupakan anugerah. Meskipun secara fisik sudah tidak ada, namun secara spiritual semangat beliau terus tertancap di pikiran jiwa yang akan menyemangati untuk terus membesarkan UMM sebagai legacy nyata,” terangnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko-PMK), Muhadjir Effendy, yang menyempatkan hadir secara daring turut menceritakan pengalamannya bersama Prof Malik. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) UMM itu bercerita kisah menarik ketika Prof Malik dicalonkan sebagai Rektor UMM di tahun 1983-2000 silam.
“Sewaktu akan dipilih sebenarnya beliau tidak terlalu tertarik, tetapi akhirnya saya meyakinkan pak Malik bahwa bertugas di UMM pun bisa menjadi orang hebat. Karena saat itu UMM masih kampus kecil yang belum terpandang seperti saat ini,” jelas Muhadjir.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, ternyata proses menuju jabatan Rektor UMM dilalui Prof Malik dengan tidak mudah. Pasalnya, ada persyaratan yang ternyata tidak bisa dipenuhi.
“Saat itu harus punya Nomor Baku Anggota Muhammadiyah, dan pak Malik belum punya. Ketika sudah diurus, ternyata minimal untuk jadi rektor UMM harus sudah 5 tahun memiliki nomor tersebut. Singkat cerita, karena beliau terbukti memiliki darah Muhammadiyah sejak lahir, akhirnya bisa memimpin dan membawa UMM hingga menjadi kampus yang bereputasi,” tambahnya.
Tidak lupa, Muhadjir mengapresiasi gelaran launching buku ini. Pasalnya, kegiatan ini mampu menjadi pengingat bagi generasi muda tentang pengalaman dan perjuangan Prof Malik di dunia pendidikan.
“Pak Malik itu dekat dengan semua orang. Jenjang kematangan beliau sudah pada level tertinggi yaitu humanis yang betul-betul bisa berada di semua spektrum dan memiliki pandangan tidak lazim. Banyak hal dirintisnya yang awalnya orang lain tidak setuju, tetapi pada akhirnya semua mengetahui bahwa pak Malik mempunyai visi ketajaman dan naluri pengambilan keputusan yang visioner jauh ke depan,” terang Muhadjir. (mus/sit)
Ketiga buku yang dilaunching pada acara ini adalah :
1. Budaya Membaca : Keteladanan dari Pak Malik , oleh Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof Dr Siti Zuhro MA.
2. Membaca Gagasan dan Kebijakan Pendidikan di Era Pak Malik, oleh Guru Besar Universitas Negeri Surabaya, Prof Dr Setya Yuwana, MA.
3. Aktivisme Gerakan dan Pemikiran Malik Fadjar dalam Kerukunan Umat Beragama, oleh Direktur Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Prof Dr Franz Magnis Suseno SJ.