Blitar
Tiga Jenazah Korban Ledakan Mercon Blitar Teridentifikasi dan Diserahkan kepada Pihak Keluarga
Memontum Blitar – RSUD Srengat berhasil mengindentifikasi tiga jenazah korban ledakan mercon di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Ketiga korban tersebut, diantaranya Darman (65), serta kedua anaknya yaitu Arifin (29) dan Deni Widodo (26). Sedangkan adik ipar Darman, yaitu Wawa (17), masih belum bisa teridentifikasi.
Ketiga jasad tersebut, pun diserahkan RSUD Srengat kepada pihak keluarga korban, yang diwakili anak kedua Darman, bernama Priyo, Selasa (21/02/2023) tadi. Saat ditemui, Priyo menjelaskan, bahwa hanya jenazah ayahnya yang masih utuh dan bisa dikenali. Sementara jasad kedua saudaranya, Arifin dan Deni Widodo, sudah tidak utuh.
“Saya hanya mengenali ayah saya. Sedangkan Arifin sama Widodo, kondisinya sudah tidak utuh dan tidak bisa saya kenali,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, ayah dan kedua saudaranya, akan dimakamkan dalam satu liang. Namun, di dalam peti masing-masing.
Baca juga:
- Sukses Hantarkan Penghargaan Kabupaten Malang Berpredikat ODF, Dinkes Ganti Program Jambanisasi
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
Kepala RSUD Srengat, Mohammad Baehaki, mengatakan bahwa RSUD Srengat bersama Polres Blitar Kota telah menyerahkan tiga jenazah korban. “Hari ini kita telah menyerahkan tiga jenasah dari empat korban yang sudah teridentifikasi. Yaitu Darman dan kedua anaknya, Arifin dan Deni Widodo. Sedangkan satu jenazah lainnya, Wawa masih belum bisa diidentifikasi,” kata dr Baehaki.
Hal senada disampaikan Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono, yang mengatakan bahwa untuk satu jenazah lainnya masih menunggu identifikasi DNA. “Satu lagi atas nama Wawa, sementara masih menunggu hasil identifikasi melalui DNA. Kita sama-sama menunggu hasil dari tim forensik. Kalau nanti sudah memenuhi persyaratan, maka akan kami sampaikan,” kata AKBP Argowiyono.
Untuk mencegah hal ini tidak terulang lagi, kepolisian akan melakukan razia dan patroli. “Secara dialogis memberikan imbauan kepada warga. Kegiatan intelejen pun sudah dilakukan penyelidikan. Mana-mana rumah yang dijadikan tempat-tempat perakitan petasan. Kita juga sudah melakukan pemetaan,” jelasnya.
Hasil penyelidikan sementara, kejadian tersebut karena adanya mal prosedur pada saat peracikan oleh korban Arifin dan Widodo. “Dari tiga korban itu, peran Wawa hanya mengetahui, tetapi tidak terlibat langsung dalam peracikan petasan. Jadi black powder ini, nanti menjadi bubuk untuk isi petasan. Bahan-bahan tersebut dicampur. Nah, saat peracikan ada yang salah atau mungkin menimbulkan efek. Sehingga, terjadi reaksi yang mengakibatkan ledakan,” ujarnya.
Sekedar diketahui rumah milik Darman di Dusun Tegalrejo, secara tiba-tiba meledak hingga mengakibatkan empat korban jiwa, Minggu (19/02/2023) sekitar pukul 22.30. Selain menyebabkan empat orang meninggal dunia, 23 orang dilaporkan luka-luka, dan mengakibatkan 25 rumah di sekitar pusat ledakan juga mengalami kerusakan. Bahkan rumah Darman rata dengan tanah. (jar/gie)