Kota Malang
200 Siswa Asia dan Australia Kunjungi FMIPA UB
Kota Malang, Memo X—Sekitar 200 siswa SMA dari benua Asia dan Australia dari 8 negara, diantaranya Australia, Vietnam, India, Myanmar, Selandia Baru, Malaysia, Singapura, dan Indonesia mengikuti workshop Math, Informatics, Natural science & Technology (MINT) Furs Leben di gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB), Selasa (16/1/2018).
Kegiatan yang berlangsung dalam beberapa agenda lainnya, mulai Senin hingga Jum’at (15-19/1/2018), merupakan program Schüler Camp 2018 dari Pasch Schule menggandeng Goethe Institute dengan dana dari Pemerintah Jerman. Proyek yang memiliki anggota 1.600 sekolah mitra pemerintah Jerman di dunia itu untuk mencegah agar dunia tidak terkotak oleh golongan dan kepentingan tertentu.
“Schüler Camp 2018 merupakan proyek Pasch Schule diinisiasi Menteri Luar Negeri Jerman yang sekarang menjadi Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, yang mengatakan remaja harus diajak merintis jejaring sosial antar remaja di seluruh dunia agar tumbuh menjadi masyarakat yang potensial sebagai pemimpin negara,” jelas penanggung jawab Proyek Pasch Schule, Eka Dewi Indra Wijaya, dari Goethe Institute.
Menurut Eka, workshop di UB bertujuan menunjukkan kepada peserta, bahwa science bukanlah hal yang kaku dan menakutkan sebagaimana prasangka sebelumnya. Nantinya mereka akan mengenal lebih dekat melalui beberapa pendekatan, diantaranya Joyfull Math yaitu bermain dengan matematika, fun science in biology, dan fun science in physic. Selain workshop di UB, mereka nantinya akan berkunjung ke Jatim Park, Eco Green Park, Secret Zoo, dan Museum Angkut. Tak hanya bermain, mereka akan mengisi lembar kerja.
Eka menambahkan, selain tim dari Indonesia, ada 2 pengajar khusus Jerman, yakni dosen dari Jerman dan dosen Indonesia yang mengajar di Jerman. “Peserta diajak bereksperimen dan bermain di bidang fisika, bermain programme yang nantinya untuk membangun sistem, atau ketika menjadi progammer. Saat ini, tahapannya masih bermain. Dipilihnya siswa SMA, karena diharapkan peserta akan memilih studi di Jerman melalui Schüler Partner, atau sekolah mitra masa depan,” tukas Eka.
“Project ini supaya connecting people oleh pemerintah Jerman, menghubungkan siswa-siswi dari Australia, Vietnam, India, Myanmar, New zealand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia, untuk saling interaksi saat di UB. Sebagaimana moto UB Build Up Nobel Future, UB harus berkontribusi untuk masa depan lebih baik dan terarah. Jika lebih lama di UB, diversity dapat terlihat mana yang tepat,” jelas Staf Ahli WR IV Mangku Purnomo. (rhd/yan)