Pendidikan

Kemenkominfo Ajak Pelajar Kenali dan Cara Hentikan Cyberbullying melalui Webinar di Ponorogo

Diterbitkan

-

Memontum Ponorogo – Bagi dunia pendidikan, pesona dunia digital bak pisau bermata dua. Satu sisi, membuat siswa makin mudah dan menantang dalam belajar dan bergaul. Sisi lain, kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan beragam aplikasi dan platform digital itu mesti disikapi bijak dan hati-hati. Kalau tidak, bisa memunculkan ancaman baru yang berisiko serius. Itulah cyberbullying atau perundungan siber.

”Perundungan siber kerap terjadi, karena banyak siswa sekolah masih sembrono dalam mengakses ruang digital. Pelajar mesti makin terampil memahami hak dan tanggungjawabnya di ruang digital. Ada etika dan tata krama yang mesti dipatuhi, karena bisa berisiko merusak jejak digital mereka,” tulis Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam rilis, Kamis (22/08/2024) tadi.

Rilis ini disampaikan, sehubungan dengan rencana penyelenggaraan webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang dihelat Kemenkominfo bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Ponorogo, Jumat (23/08/2024) pagi, mulai pukul 08.00 WIB. 

Mengusung tema ‘Cyberbullying: Apa Itu dan Bagaimana Cara Menghentikannya?’, diskusi virtual yang akan diikuti pelajar dan tenaga pendidik dengan menggelar nonton bareng (Nobar) di sekolah itu, rencananya menghadirkan tiga nara sumber. 

Advertisement

Mereka adalah Kepala Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung, Mei Shanti, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ponorogo, Nurhadi Hanuri dan dosen Universitas Dokter Soetomo Surabaya, Meythiana serta dipandu Chichi Zakaria sebagai moderator.

”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/pendaftaranponorogo2308. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1 juta untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama diskusi,” tulis Kemenkominfo.

Terkait tema webinar, Kemenkominfo menambahkan, dengan beragam aplikasi belajar terkini, sesama pelajar memang bisa saling mengejek dan meneror, saling mengintai perilaku cyberstalking di mana pun berada. Siswa yang dimata-matai, diejek perilaku dan kondisi fisik sosialnya, bisa tertekan, malu, bahkan takut masuk sekolah.

Baca juga :

Advertisement

”Tak sedikit dilaporkan, ada yang sampai bunuh diri, diejek di medsos karena keadaan orang tua yang miskin atau pekerjaan orang tua yang direndahkan di medsos atau akun resmi sekolah,” tulis Kemenkominfo, seraya menegaskan, ketelanjuran hobi cyberbullying di kalangan siswa terbukti mengancam ketenangan hidup, bahkan nyawa teman.

Lewat webinar ini, Kemenkominfo menerangkan, peserta tidak hanya diajak mengenali dan memahami seriusnya bahaya cyberbullying. Namun juga belajar memahami hak dan tanggung jawab di ruang digital, lantaran hal itu memberikan dampak besar pada berbagai aspek di kalangan pendidikan. Internet telah merevolusi cara belajar moderen menjadi makin menantang dan menarik. 

”Kalau cerdas dan bijak memanfaatkan beragam platform media sosial, juga aplikasi belajar moderen, pesan instan dan konferensi video, pelajar akan semakin mudah dan luas berteman, juga mengakses materi belajar. Itu multi manfaat yang mesti dimanfaatkan secara tepat. Bukan untuk tujuan negatif,” jelas Kemenkominfo.

Untuk diketahui, diskusi daring seperti digelar di Kabupaten Ponorogo ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo sejak 2017. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Sampai dengan akhir 2023, program peningkatan #literasidigitalkominfo tercatat telah diikuti sebanyak 24,6 juta orang. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemenkominfo.

Advertisement

Kecakapan digital menjadi penting, karena menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (hms/sit)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas