Banyuwangi
Ketua PA GMNI Banyuwangi : Pilgub Jatim Momentum Penting untuk Kaum Marhaenis
Memontum Banyuwangi – Ketua Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Banyuwangi, Indah Yeni Cahyana Negara angkat bicara soal pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun 2018. Dia menegaskan, masyarakat harus cermat di dalam menentukan siapa pilihannya. Ia sebagai masyarakat, aktivis dan juga kader Marhaenis, pastinya terlibat langsung di dalam menghadapi fenomena sosial dan fenomena politik di masyarakat. “Saya berharap, dalam Pilgub Jatim ini, seluruh barisan pengikut ajaran Bung Karno yang ada di bumi Blambangan dapat mengambil bagian penting dalam upaya-upaya mewujudkan cita-cita Proklamator bangsa,” jelasnya.
Menurut Yeni, sebagai Kader, dirinya berberharap, pesta demokrasi ini menjadi momentum penting bagi semua dalam rangka mewujudkan tatanan masyarakat yang lebih demokratis dan berkepribadian bangsa. Dan syukur alhamdulillah, para senior dan rekan juang yang ia temui punya niat dan sikap yang sama.
“Saat ini adalah golden moment kita untuk melakukan machtvorming untuk selanjutnya melakukan macht aanwending. Dan tidak bisa tidak, takdir yang menghantarkan Mbak Puti Guntur Soekarno adalah panggilan sejarah yang harus kita sambut dengan cara memenangkannya, demikian kata beberapa senior ketika saya temui dengan sangat berapi-api. Ideologi tanpa kekuasaan adalah hal yang utopi,” tandas Indah Yeni, saat ditemui di kediamannya, di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Senin (5/2/2018) malam.
Ditanya soal sikap para alumni GMNI dalam Pilgub Jatim, Yeni juga punya jawaban yang hampir sama. “Saya dan kawan-kawan itu semuanya menjadi aktivis dan masuk dalam organisasi GMNI itu karena kepincut sama Bung Karno. Pikiran dan sikap Bung Karno adalah inspirasi kami dalam bergerak dan melakukan kerja-kerja perubahan berkelanjutan,” ujar mahasiswa pasca sarjana yang sedang menyelesaikan tugas akhirnya ini.
Didesak dengan pertanyaan siapa yang layak dipilih dalam Pilgub ini?”, maka secara jujur, Yeni mengatakan, bahwa saat ini dirinya sudah punya pilihan. Dengan melihat geopolitik di Jawa Timur, Ketua PA GMNI ini melihat secara obyektif provinsi ini membutuhkan pasangan calon yang merupakan representasi masyarakat Jawa Timur sekaligus punya komitmen kebangsaan yang kuat.
Dari dua pasangan calon yang ada, maka sosok Drs. H. Saifullah Yusuf adalah cicit pendiri NU dan Hj. Puti Guntur Soekarno cucu Proklamator bangsa adalah pasangan yang paling memenuhi aspek bibit, bebet, dan bobotnya.
“Secara khusus, sebagai kader Marhaenis saya cukup mengerti rekam jejak perjuangan dari Mbak Puti yang cucu biologis sekaligus ideologis Bung Karno Sang Penggali Pancasila. Dalam peran-peran sosial kemasyarakatan maupun di saat beliau bertugas sebagai wakil rakyat di senayan, mbak Puti adalah sosok legislator yang sangat amanah. Sebagai cucu labgsung Bung Karno, beliau betul-betul menghikmati tugas sejarahnya dalam ikut serta mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, serta berkepribadian di bidang kebudayaan,” jelsnya.
Untuk itu, Yeni mengimbau seluruh alumni GMNI bisa melihat historis dan ideologisnya. “Sebagai Marhaenis, kita harus memiliki landasan sebelum memilih. Karena bagaimanapun GMNI punya kedekatan historis dengan Bung Karno, halmana ideologi Marhaenisme digagas dan dilahirkan dari pemikiranya Bung Karno,” jelasnya.
Tak hanya itu, keterlibatan cucu Bung Karno dalam pesta demokrasi di Pilgub Jatim adalah menjadi panggilan moral Yeni secara pribadi untuk memenangkan mbak Puti. “Ini adalah panggilan jiwa,” pungkas Yeni. (apr/ono)