Kota Malang
Visi SAE Kembalikan Kota Malang sebagai Barometer Musik Tanah Air
Memontum Kota Malang — Tahun 1970an Kota Malang dikenal sebagai barometer musik di tanah air. Tapi kini lambat tahun mulai luntur. Calon Walikota Malang nomor urut 3, Sutiaji-Sofyan Edy Jarwoko (SAE) ingin menghidupkan lagi dunia musik di Kota Malang. Kata Sutiaji, seni musik memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga orang yang bermusik, akan menikmati kehidupan.
Hal inilah yang disampaikan Sutiaji untuk mengapresiasi acara Getok Tular yang digelar di Museum Musik Indonesia, Jalan Nusakambangan, Kota Malang.
“Saya sudah sering menyampaikan bahwa Tuhan itu indah, maka senang barang yang indah. Dan di musik itu penuh keindahan, bagaimana mengekspresikan gagasan,” katanya.
Lantas Sutiaji mempunyai keinginan bersama dengan para musisi untuk mewujudkan kembali Kota Malang menjadi barometer musik di tanah air.
“Kami atas nama warga Malang, bukan calon (Walikota). Sesuai yang diidolakan oleh semua komunitas, bahwa kita ingin seperti era tahun 70-an yang mana Malang ini menjadi Barometer Musik Indonesia,” terangnya.
Bahkan, ia sempat mengingat masalalu kala ikut menonton pertunjukan musik di GOR Pulosari. ,Suatu saat saya lihat orang sekelas Bimbo dengan teman – teman Koes Plus. Beliau bilang sampai latihan (khusus) tersendiri karena harus main di Malang,” sebutnya.
“Main di Malang, menurutnya tidak sama dengan main di kota – kota lain di Indonesia, karena di Malang ini banyak musisi – musisi yang menjadi embrio dari musisi Indonesia bahkan dunia. Kantata Takwa ketika main di Malang, Setiawan Jodi juga bilang begitu,” tandasnya.
Lebih lanjut ia berharap, hasil Konferensi Musik Indonesia (KAMI) di Ambon seperti infrastruktur, royalti, kesejahteraan musisi, tempat manggung dan lain sebagainya bisa menjadi entry poin bagi Kota Malang ke depan
“Saya lihat dari poin- poin tadi, integrited antara nomer 1- 12. Nah, untuk itu, siapa saja nanti (Wali Kota) yang terpilih tolong memberikan apresiasi,” jelasnya. (man/yud)