Bondowoso
KPU Tunggu Tanggapan Masyarakat, TIM Sabar Ungkap 56.616 Data Palsu
Memontum Bondowoso—-Tim IT Pasangan calon Bupati dan calon wakil Bupati Salwa-Irwan (Sabar) menemukan 56.616 Data Pemilih Sementara (DPS) yang terindikasi invalid dan terdapat pemilih ganda. Data tersebut menurut ketua tim pemenangan Sabar, Abuya Hasan Abdul Muiz, yang juga pengasuh Ponpes Al-Maliki, Koncer, Kecamatan Tenggarang menyebar di 23 Kecamatan.
Temuan itu, menurut Abuya masih perlu dilakukan verifikasi lagi. Namun 91 persen validitas kebenaran dari data temuan itu dapat dipercaya mengingat timnya sudah melakukan secara langsung melalui metode random sampling.
“Memang data yang kami indikasikan sebagai data invalid dan pemilih ganda ini masih perlu diverifikasi. Tetapi temuan kami itu bisa dpertanggungjawabkan. Oleh karena itu, data ini akan kami sampaikan ke KPUD, Panwaskab dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat sebagai bahan masukan untuk perbaikan data pemilihselanjutnya,” ujarnya.
Semua itu, lanjut Abuya, dilakukan untuk mengawal pelaksanaan Pilkada 2018 agar terlaksanadengan baik. Tim Sabar mengaku sama sekali tidak memiliki anggapan bahwa adakekawatiran akan adanya Pilkada yang tidak objektif.
“Kita iniingin membantu KPUD agar temuan kami ini menjadi salah satu acuan temuan. Kami ingin KPUD dan Panwaskab berhati-hati dalam melakukan verifikasi dan validasi data Pemilu. Karena temuan kami itu cukup besar yakni data pemilih ganda atau palsu mencapai 10.375 pemilih dan data invalid sebanyak 46.241 pemilih, total ada 56.616 pemilih yang terindikasi palsu,” kata pengasuh pondok pesantren Al-Maliki, Koncer Bondowoso ini, Minggu (1/4/2018) sore.
“Temuan terkait indikasi data pemilih sementara ada indikasi pemilih ganda dan invalid. Dalam rangka mengawal dan membantu kpu utk validkan data, sehingga setelah jadi DPT bisa valid. Ini masukan ke KPUD dan Panwaslu agar hati hati dalam verifikasi data sebab temuan kami besar. Untuk data ganda10.500. Invalid 46.000.000. Kami tidak ada maksud lain, hanya mau bantu KPUD agar validitas nya lebih dipercaya. Inimasukan kepada KPU bahwa coklit yang dilakukan petugas pemutakhiran datapemilih banyak yang terlepas dari pencoklitan,” katanya.
Kata Abuya, temuan itu berawal dari data pemilih sementara yang ditetapkan KPU pada awal Maret lalu yang kemudian dikroscek oleh tim teknologi informasi Sabar yang tak lain adalah para santrinya sendiri. “Kita sudah melakukan verifikasi faktual di beberapa desa berbasis data pemilih sementara dari KPU. Ternyata akurasi data di lapangan mencapai 91 persen,” terangnya.
Menurut Abuya, yang dimaksud data terindikasi palsu atau pemilih ganda adalah ketika nomor induk kependudukan (NIK) Kartu Keluarga (KK) tidak berjumlah 16 digit atau kurang, berakhiran angka 0000, nama dan tempat tanggal lahir sama denganKK yang berbeda, tidak tercatat RT/RWnya dan satu identitas yang sama terdaftar ke dalam tempat pemungutan suara (TPS) yang berbeda.
“Yang paling tinggi indikasi data pemilih palsunya di Kecamatan Tamanan, sebanyak 1.072 pemilih, Tlogosari 937 pemilih, Botolinggo 894 pemilih dan Maesan 601pemilih,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua KPUD Bondowoso, Hairul Anam menjelaskan bahwa hari ini, 2 April 2018KPUD akan melakukan tahapan pengumuman DPS untuk mendapatkan tanggapan dari masyarakat. “Jadi kalau ada temuan data ganda, meninggal dunia atau ubah databisa disampaikan kepada petugas kami yg ada di desa. Kalau untuk data nik yangtidak kita sampaikan utuh atau 4 digit terakhir, itu adalah berdasarkan suratdari Kemendagri dan KPU RI memang tidak diperbolehkan kan untuk disampaikansemuanya dan berlaku secara nasional bukan hanya Bondowoso saja,” katanya. (cw-1/nay)