Kota Malang
Polresta Malang Usut Tuntas Kasus Plagiat PR I UIN Maliki
Memontum Kota Malang — Nampaknya Polres Malang Kota akan serius dalam menyelesaikan kasus aksi plagiat yang diduga dilakukan oleh Pembantu Rektor I Universitas Islam Negeri Malang, Maulana Malik Ibrahim (Uin Maliki), Dr HM Zainudin. Bahkan informasinya pada 12 April mendatang akan ada saksi lagi yang bakal diperiksa terkait permasalahan ini.
Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri SIK MH sampai saat ini masih melakukan penyelidikan dan penyidikan terkait kasus plagiat ini. ” Kami masih terua melakukan pengembangan. Kasus ini masih kami tangani dan bakal jalan terus,” ujar AKBP Asfuri, pada Senin (9/4/2018) siang, saat ditemui di ruangan kerjanya. Namun sampai mana proses penyelidikan dan penyidikannya belum bisa dusampaikan karena masih pengembangan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Independen Masyarakat Malang Raya melaporkan Pembantu Rektor I, Dr HM Zainudin MA, ke Polres Malang Kota atas dugaan melakukan plagiat.
Subaryo SH, ketua presidium Forum Independen Masyarakat Malang Raya menyebutkan bahwa ada bagian buku yang ditulis oleh Zainudin diduga mengambil tulisan Prof Dr Imam Suprayogo. Ironisnya buka tersebut dijiplak tanpa menyantumkan nama Imam Suprayogo.
“Buku ini dibuat oleh Zainudin sebagai syarat kenaikan pangkat. Buku karya Zainudin berjudul ‘Paradigma Pendidikan Terpadu, Menyiapkan Generasi Ulul Albab’ ada bagian yang sama persis dengan buku karya Pak Imam Suprayogo berjudul ‘Paradigma Pengembangan Keilmuan di Perguruan Tinggi’. Lebih dari 70 persen buku itu plagiat dari buku Pak Imam,” ujar Subaryo.
(baca juga : Prof Imam Suprayogo Geram, Bukunya Diplagiat )
Bahkan informasinya saat ini petugas sudah memeriksa beberapa saksi termasuk Prof Imam Suprayogo, mantan Rektor UIN Maliki yang disebut-sebut bahwa bukanya telah diplagiat oleh Dr HM Zainudin. Sedangkan saksi lainnya yang sudah diperiksa adalah Prof Mudjia Raharjo dan Prof Baharudin dan Dr Su’aib.
Pada Jumat (6/4/2018) ,malam, saat di temui di rumahnya Prof Imam Suparyogo mengatakan bahwa awalnya dia tidak tahu kalau bukunya di plagiat.